52 Tahun Menuju Perhutani Ekselen

Madiun, 27-28 Maret 2013 | Era Baru Penataan Bisnis Perhutani. Tahun ini Perum Perhutani memasuki usia ke 52 tahun. Sesuai kajian yang dilakukan pada tahun 2012 lalu, ditetapkan ulang tahun Perhutani pada tanggal 29 Maret, sehingga perayaan ulang tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Dengan usia lebih dari setengah abad ini, banyak hal yang telah dicapai terutama sejak tahun 2008 dimana Perhutani telah melaksanakan transformasi perusahaan, dengan roadmap, target, dan program yang jelas dan terukur.

Sebagai institusi pengelola hutan terluas di dunia, Perhutani berada pada era pertama, dengan target utama penataan bisnis dan proses inti, yang berlangsung tahun ini sampai dengan tahun 2014. Beberapa hal mendasar yang dilakukan adalah :

Pertama, upaya-upaya meningkatkan potensi sumberdaya hutan melalui penanaman bibit unggul Jati Plus Perhutani (JPP) dengan silvikultur intensif, pengembangan tanaman pinus bocor getah, pengembangan tanaman karet di Unit III Jawa Barat dan Banten, dan penanaman kayu putih bibit unggul.

Kedua, revitalisasi industri produk kayu dan non kayu yaitu dengan meningkatkan kapasitas pabrik industri kayu dan non kayu yang sudah ada, pembangunan industri baru berupa pabrik derivatif gondorukem di Pemalang Jawa Tengah, pabrik plywood di Kediri, pabrik minyak kayu putih, pabrik porang di kabupaten Blora tahun 2014 dan pengembangan 122 titik ekowisata yang tersebar di seluruh wilayah Perhutani.

Pada Rabu hari 27 Maret 2013, Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan sekaligus meresmikan Pabrik Industri Plywood, Pabrik Pengolahan Porang, Eboni Sport Centre dan Hutan Pendidikan Perum Perhutani. Direktur Utama Bambang Sukmananto menyatakan bahwa transformasi bisnis dan revitalisasi industri yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir telah mengubah profil bisnis Perhutani, awalnya bisnis Perhutani ditopang oleh pendapatan dari kayu dengan kontribusi lebih dari 75%, lima tahun lalu terakhir kontribusi produk non kayu naik hingga 35%. Selanjutnya Perhutani fokus melakukan shifting pada bisnis hilirisasi industri.

Sebagai wujud tanggung jawab sosial dan mendukung ketahanan pangan, Perhutani bekerjasama dengan masyarakat desa hutan, dengan sistem PHBM. Sebanyak 5,5 juta KK di desa-desa hutan Jawa Madura telah bekerjasama dengan Perhutani dalam 5 ribu LMDH. Mereka telah mendapatkan manfaat dari 2.2 juta ha lahan hutan yang menjadi pangkuan desa mereka. Hal tersebut adalah wujud nyata kontribusi Perhutani untuk mendukung pengurangan angka kemiskinan. Sebagai informasi, hanya ada dua negara yang mengembangkan sistem benefit sharing seperti ini, yaitu indonesia dan india

Perhutani juga akan menyediakan lahan hutan seluas 1200 ha untuk tanaman porang di Kabupaten Blora dan sekitarnya. Untuk porang ini ke depan Perhutani fokus pada industri hilir-nya sementara untuk sektor hulu sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat. Dengan demikian pengembangan industri penepungan porang akan memberi dampak signifikan pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan nilai tambah untuk menunjang profitabilitas perusahaan. Produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang dan kebutuhan dalam negeri. Untuk itu Perhutani akan membangun pabrik penepungan skala komersial dengan produktifitas 16 ton per hektar di Blora, Jawa Tengah.

Kontribusi lain Perhutani dalam mendukung agenda ketahanan pangan nasional, adalah dengan membangun pabrik sagu di Sorong Selatan, Papua. Kapasitas mencapai 30 ribu ton per tahun, dengan investasi diperkirakan mencapai Rp. 80 miliar. Pabrik ini telah siap dibangun, namun masih menunggu kesiapan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan energi, yang kami harapkan bisa dikoordinasikan oleh pemerintah.

Untuk mendukung roadmap menuju Perhutani ekselen tersebut, Direksi Perhutani telah menyiapkan: pertama, penerapan manajemen SDM berbasis kompetensi terhitung 1 April 2013. Sistem ini diterapkan, disertai penerapan pembayaran gaji secara online. Pada tahun ini Perhutani telah meningkatkan gaji karyawan, dengan proporsi terbesar karyawan Asper ke bawah dan di tahun-tahun mendatang kesejahteraan karyawan ini akan terus diperbaiki. Dan kedua, penerapan teknologi informasi secara sentralisasi.

Pengelolaan hutan oleh Perhutani juga telah mendapat pengakuan secara internasional. Sebagai informasi, Perhutani adalah perusahaan pertama di dunia yang memegang sertifikat pengelolaan hutan lestari dari FSC Internasional tahun 1992. Di tahun ini Perhutani telah mengantongi 7 (tujuh) sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari untuk KPH, selain sertifikat management ISO pada industri dan ekowisata.

Perhutani yakin dengan dukungan positif dari pemerintah, Kementerian Kehutanan, Sinergi BUMN, Pemda dan kalangan stakeholder lainnya, Perhutani akan menjadi perusahaan kehutanan ekselen pada beberapa tahun mendatang dengan pelayanan ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat Jawa Madura dan nasional pada umumnya.

Dalam rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun Perum Perhutani ke 52 ini juga dilaksanakan adalah Bakti Sosial dengan tema “52 tahun Perhutani peduli sesama”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013 di dusun Kebonduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, sekitar 23 km sebelah utara Kota Madiun.

Bakti sosial terdiri dari pengobatan gratis, pemberian sembako, sunatan masal dan potong rambut gratis. Pengobatan gratis yang dilakukan berupa pengobatan umum, pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaan gigi dan pemeriksaan laborat. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu sekitar 300 orang masyarakat desa. (Humas Kantor Pusat)

Share:
[addtoany]