Perhutani Gelar "Green Pen Award"

JAKARTA – Ternyata selain terkenal dengan industri kayunya, Perum Perhutani tetap mempunyai sisi lain dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap hutan dan lingkungan. Kali ini, BUMN industri kehutanan ini sengaja mengajak dan melibatkan remaja Indonesia untuk bisa atau lebih mencintai lingkungan, mencintai hutan, sekaligus mengasah kemampuan menulis.

Untuk itulah, Perum Perhutani meluncurkan “Perhutani Green Pen Award” yaitu gerakan budaya menulis cerita pendek genre sastra hijau bagi generasi muda Indonesia. Kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari Pohon se-Dunia dan juga untuk lebih mendukung suksesnya Hari Menanam Pohon Nasional.
“Tujuannya untuk membumikan rasa cinta lingkungan dan hutan melalui tulisan. Ini kaitannya untuk menciptakan karakter generasi muda. Melalui kegiatan ini upaya mengajak generasi muda untuk mencintai hutan dan lingkungan menjadi tak hanya sekadar kegiatan seremonial penanaman pohon namun bisa lebih ‘dihidupkan’ dan diperluas,” kata Sekretaris Perusahaan dan Kepatuhan Perum Perhutani, Hari Priyanto, di sela-sela acara Perhutani Green Pen Award, Jakarta, pekan ini.
Dia menambahkan, dalam lomba yang baru pertama kali diadakan oleh Perhutani tersebut, pihaknya tidak menduga tingginya animo peserta yang mendaftar. “Sampai kemarin sudah 400 peserta yang mendaftar. Tidak hanya dari sekolah-sekolah di Jakarta, tapi juga ada yang dari Cirebon, Cianjur, Sukabumi, Bandung dan Bogor, “ katanya.
Sementara itu, Dirut Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menyatakan, kegiatan ini menggerakkan budaya menulis cerita tentang hutan dan lingkungan pada generasi muda. Diharapkan kegiatan berbasis budaya ini bermanfaat untuk menumbuhkan kreativitas, mengasah kesadaran pentingnya hutan dan lingkungan. “Sekaligus membangun karakter di era digital yang serba instan. Saya ingin anak-anak mengenal pohon, hutan dan lingkungan lebih baik. Punya kepekaan akan fungsinya sejak dini dan mampu menuangkan kepekaan ini dalam bentuk karya tulias sastra, “ tambahnya.
Bambang juga menjelaskan, hutan adalah penghasil oksigen. Hutan Perhutani di Pulau Jawa saja menyerap emisi karbon rata-rata 1,5 miliar ton CO2 ekivalen setiap tahun. Akar-akar pohon yang kokoh merupakan penyimpan air yang baik. Tidak kurang dari 772 titik mata air dan 337 air terjun terdapat di dalam kawasan hutan Perhutani.
“Perhutani, juga selalu menanam 200 juta pohon setiap tahunnya terdiri dari jati, mahoni, sonokeling, kesambi, jabon, akasia dan lainnya untuk kelestarian sumber daya hutannya. Jumlah ini belum termasuk kontribusi pada hutan rakyat dan kegiatan penghijauan lainnya. Hutan dengan interaksi sosialnya yang unik merupakan sumber inspirasi untuk sebuah karya tulis sastra,” ungkapnya.
Kegiatan berbasis budaya ini, digelar oleh Perhutani bekerjasama dengan lembaga pendidikan sastra Rayakultura. Selain memberikan manfaat dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai hutan, bumi dan alam, lomba akan memasyarakatkan budaya menulis di kalangan anak-anak sejak dini, mengasah kecerdasan emosi, intelektual dan pengembangan karakter serta mengajak orang tua, guru dan pengajar membiasakan putra-putrinya menulis agar mampu menjalani proses belajar secara terpadu dan optimal.
“Perhutani mendorong kesadaran penyelamatan hutan dan lingkungan sejak dini karena masa depan bumi dan alam ini ada di tangan generasi muda sesuai salah satu misi sosial Perhutani yakni pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan untuk kesejahteraan anak bangsa,” ujar Bambang.
Acara Perhutani Green Pen Award sekaligus mengawali dibukanya lomba menulis Cerpen Hutan Lingkungan, dihadiri 420 undangan perwakilan dari 100 sekolah di Jabodetabek bersama guru pendamping dengan total hadiah Rp50 juta. Kegiatan ditutup dengan Workshop “Menulis Sastra Hijau Bersama Perhutani” yang diikuti 200 peserta. Di sela workshop peserta diperkenalkan pada pohon, hutan dan sejarah kehutanan Indonesia dengan berkeliling ke Arboretum dan Museum Kehutanan Manggala Wanabakti Jakarta.

Sebelumnya, acara juga ditandai dengan peluncuran buku “Seni menulis Sastra Hijau Bersama Perhutani” untuk generasi muda dan “Fun Writing for Kids-Mencerdaskan Anak Melalui Menulis” untuk para pendidik anak-anak balita. Buku yang ditulis oleh Naning Pranoto, Soesi Sastro dan Sides Sudyanto DS tersebut diharapkan menginspirasi anak-anak dan remaja untuk bisa menulis karyanya dengan bahasa sastra yang baik. ***HAN

Majalah Tropis Online

Share:
[addtoany]