2011, Laba BUMN Tembus Rp 123,5 Triliun

Kementerian BUMN mencatat perolehan laba bersih 118 BUMN sepanjang tahun lalu mencapai Rp 123,5 triliun. Sedangkan 23 BUMN masih membukukan kerugian Rp 3,24 triliun. Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin menyebutkan, perolehan laba tersebut masih didominasi oleh 61 BUMN dengan kontribusinya mencapai Rp 114,82 triliun atau sekitar 92,9% dari total laba seluruh BUMN. Laba terbesar masih dicetak oleh BUMN energi sebesar Rp 32,73 triliun atau berkontribusi 26,5%.

”Dari 118 BUMN, 61 BUMN mencatatkan laba murni, sepuluh BUMN dalam kondisi tertentu dan 24 BUMN dalam kondisi sulit,” ujar Yasin dalam paparan dokumen Kementerian BUMN yang dikutip Investor Daily, Jumat (30/3). Yasin menuturkan, sepuluh BUMN, dalam kondisi tertentu berhasil mencatatkan laba Rp 4,26 triliun. Adapun kesepuluh BUMN itu adalah PT Askes, PT Taspen, PT Jamsostek, PT Asuransi ABRI, Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, Perum Perhutani, PT Inhutani I, PT Inhutani IV, dan PT Inhutani V.

Sedangkan 24 BUMN dalam kondisi sulit dapat mencapai laba sebesar Rp 1,468 triliun. 24 BUMN itu aritara lain PT Perikanan Nusantara, Perum Prasarana Perikanan Samudra, PT PP Berdikari, LKBN Antara, Perum Percetakan Negara Indonesia, PT Industri Sandang Nusantara, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT ASDP, PT KAI, dan PT Pos Indonesia.

Sebelumnya, Yasin menjelaskan, meski kondisi perekonomian global masih tidak menentu, BUMN tetap akan mencatatkan peningkatan keuntungan yang cukup signifikan. Dia bahkan memproyeksi pendapatan BUMN tahun ini tetap tumbuh di atas 15% dan pertumbuhan laba di atas 10% dari realisasi tahun lalu.

Target Setoran Dividen
Sementara itu, Kementerian BUMN tengah membahas penetapan dividen interim sebagai salah satu opsi guna memenuhi target setoran dividen BUMN yang ditetapkan dalam APBNP 2012 sebesar Rp 30,77 triliun.

“Kami segera melakukan rapat internal untuk menentukan berapa besaran dividen interim BUMN,” kata Wakil Menteri BUMN Mahmudin Yasin di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Iumat (30/3). Menurut Yasin, dividen interim merupakan salah satu cara memenuhi target setoran dividen, selain dividen tunai yang diambil dari laba bersih tahun buku 2011.

Sebelumnya pada 19 Maret 2012, Rapat Badan Anggaran DPR-RI menetapkan setoran dividen BUMN sebesar Rp 30,77 triliun. Target dividen sebesar itu berasal dari setoran Pertamina sebesar Rp 8,39 triliun, dividen PLN Rp 4,5 triliun, dan dividen BUMN non-Pertamina dan non-PLN sebesar Rp 16,33 triliun.

Target setoran dividen Rp 30,77 triliun ini lebih tinggi dari usulan Kementerian BUMN sebesar Rp 28 triliun. “Dalam rapat kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR, sebenarnya usulan dividen Rp 28 triliun sudah disepakati, namun kenyataannya ketika dibawa ke rapat Banggar diputuskan tetap sebesar Rp 30,77 triliun,” ujar dia

Dia menjelaskan, karena sudah terlanjur diputuskan di Banggar, Kementerian BUMN harus mencari solusinya, yaitu dengan menetapkan besaran dividen interim termasuk porsi dividen payout ratio masing- masing BUMN.

Meski demikian Yasin belum bisa mengungkapkan besaran dividen interim karena masih harus melihat kemampuan keuangan BUMN secara keseluruhan. Dia hanya memberikan gambaran bahwa dividen interim pada tahun sebelumnya berkisar Rp 500 millar. Sedangkan opsi memperbesar dividen payout ratio dipastikan tidak akan diterapkan kepada BUMN perbankan. (nti/ef)

INVESTOR DAILY :: 2 April 2012, Hal. 20

Share:
[addtoany]