25 SPL Dibangun di Wilayah Hutan KPH Purwodadi

Untuk mengamati dan mempelajari perubahan alam termasuk cuaca yang mempengaruhi perubahan lingkungan, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Purwodadi selama setahun terakhir telah membuat 25 Stasiun Pengamatan Lingkungan (SPL). Di dalam 25 SPL tersebut terpasang alat-alat yang berfungsi mencatat berbagai perubahan dan kondisi lingkungan seperti curah hujan, tingkat erosi, dan debit sungai di wilayah hutan KPH Purwodadi. “25 SPL yang dipasang meliputi 12 buah alat pengamatan debit sungai, tujuh alat pengamatan curah hujan, dan enam alat pengamatan erosi.

Terkait hal ini, pada bencana banjir yang melanda Kecamatan Grobogan dan Kecamatan Sukolilo (Pati) Desember lalu, SPL kami mencatat bahwa curah hujan saat itu di atas batas normal,” kata Administratur (Adm)/Kepala KPH (KKPH) Purwodadi Ir. Roberto Perdamean Esdyanto MSi didampingi Waka Adm Joko Adiyanto usai acara refleksi kinerja pegawai dan karyawan KPH Purwodadi 2011 di aula kantor setempat, Senin (2/12).

Dalam kesempatan itu, diselingi penyerahan rencana kerja 2012 kepada delapan Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) se-KPH Purwodadi dan penyerahan SK kenaikan pangkat serta kenaikkan gaji berkala. Acara refleksi yang dilakukan bekerja sama dengan lembaga psikologi Kartika dari Semarang ini dihadiri pula oleh Ketua Apindo Grobogan HK, Toha Karim Amrullah dan Ketua LSM Peduli Grobogan yang bergerak di bidang lingkungan Supriyadi.

Peduli Masyarakat
“Menyikapi kebutuhan dunia akan bahan bakar yang semakin meningkat, kami bekerja sama dengan Waterland dan LMDH untuk penanaman jarak pagar, kepoh, dan nyamplung yang bisa dibuat bahan bakar biodiesel,” ujarnya.

Ditambahkan Roberto, program kepedulian Perum Perhutani kepada masyarakat di wilayah KPH Purwodadi antara lain, sejak tahun 1993-2011 telah disalurkan dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) kepada 213 mitra sebesar Rp 1,08 miliar, dan untuk bagi hasil produksi kayu sebesar Rp 1,6 miliar. Selain itu terdapat lahan hutan seluas 1.241 hektare dari 19.636 hektare wilayah hutan KPH Purwodadi yang telah ditanami tanaman pangan seperti padi dan jagung.

“Pendapatan Perum Perhutani sendiri tidak hanya dari hasil produksi kayu, tetapi produk-produk kami lainnya seperti air kemasan, air madu, pengelolaan wisata hutan, dan getah pohon karet. Bahkan hasil produksi tersebut sudah mencapai 40 persen dari total produksi kami,” kata Roberto. (K11-14)

SUARA MERDEKA :: 03 Januari 2012, Hal. 26

Share:
[addtoany]