TEMPO.CO (02/08/2018) | Orchid Forest kini menjadi salah satu pilihan berlibur di Cikole, Bandung Utara. Kawasan wisata yang berjarak lebih-kurang 20 kilometer dari Alun-alun Kota Bandung ini menawarkan taman rekreasi berbasis edukasi atau edutourism yang dapat dinikmati pelancong semua usia.
Di tanah milik Perum Perhutani seluas lebih kurang 14 hektare ini, PT Jaya Energy mengelola lahan wisata yang didominasi hutan pinus menjadi arena belajar, aktivitas luar ruangan (outbond), ruang pertunjukan, dan spot berfoto.
Tempo mengunjungi kawasan wisata Orchid Forest pada Selasa, 1 Agustus 2018, bersama rombongan Biro Komunikai Publik Kementerian Pariwisata. Leader Marketing Orchid Forest, Bagus Maulana, yang ditemui di lokasi pelancongan anyar tersebut, mengatakan arena ini resmi dibuka setahun lalu.
Sampai saat ini, semua wilayah yang berwujud hutan wisata Orchid Forest telah dapat dinikmati. “Kawasan ini memiliki empat ikon wisata yang dapat dinikmati pengunjung, baik individu maupun yang datang secara komunal,” katanya.
Berikut ini empat ikon yang menjadi daya tarik utama Orchid Forest.
1. Museum Anggrek atau Orchid House
Sesuai dengan namanya, Orchid Forest ditumbuhi ribuan bunga anggrek dengan 125 jenis. Anggrek-anggrek tersebut di-display dalam sebuah ruangan berdinding kaca. Ada anggrek dalam negeri maupun luar negeri. Bunga yang masif tumbuh di Tanah Air ini dirawat khusus. Misalnya, anggrek-anggrek tersebut harus berada pada suhu 21-29 derajat Celcius.
2. Panggung Terace Paphio
Panggung ini berkonsep ruang pertunjukan di alam terbuka. Panggungnya menyatu dengan alam. Begitu pula kursi-kursi penonton. Kursi menghadap ke panggung Terace Paphio itu terbuat dari kayu. Tinggi kursinya hanya sekitar 50 meter. Ruang pertunjukan ini pernah menjadi lokasi festival musik internasional, yakni Lala Festival.
3. Wooden BridgeSuasana kawasan wisata Orchid Forest, Cikole, Bandung.
Orchid Forest mengklaim mereka memiliki jembatan kayu dan tali terpanjang se-Bandung. Panjangnya mencapai 125 meter dengan ketinggian lebih dari 20 meter. Jembatan ini menjadi spot foto yang jamak diinncar para pengunjung.
Setelah kelar menyusuri jembatan, untuk menuju titik mula, wisatawan memiliki dua pilihan kembali. Di antaranya flying fox dan berjalan kaki melewati Garden of Light.
4. Garden of Light
Di titik ini, pengunjung akan menikmati kepuasan berfoto, baik swafoto maupun foto bersama. Sebab, di arena yang tak jauh dari jembatan kayu itu, tersedia lampu-lampu yang dibentuk beraneka rupa. Lampu-lampu ini menyajikan menyajikan spot foto yang tidak biasa. Suasana romantis pun akan terasa saat pendar-pendar cahaya mulai tampak.
Untuk menuju ke Orchid Forest, wisatawan dapat menunggang angkutan umum jurusan Cikole, Lembang. Bisa juga naik taksi daring dari pusat kota melalui kawasan Dago Atas.
Setelah sampai taman parkir Orchid Forest, pengunjung kudu masuk ke arena wisata yang jaraknya lebih-kurang 1 kilometer. Di sana tersedia shuttle. Adapun tiket masuknya berkisar Rp 35 ribu. Pastikan tiket ini tidak hilang karena akan ditukarkan dengan air mineral di pintu keluar.
Sumber : tempo.co
Tanggal : 2 Agustus 2018