Radar Bojonegoro, Tuban – PEMANDANGAN orang nongkrong di atas kayu gelondongan TPK Perhutani Tuban hampir tiap hari terlihat. Jumlahnya memang tidak banyak. Mereka adalah warga yang sengaja singgah untuk sekadar bersantai. Perhutani sangat welcome terhadap mereka.

Dua pintu TPK ini mulai pagi hingga sore terbuka lebar. Pintu utama persis berhadapan dengan Pasar Baru Tuban, Jalan Gajah Mada. Pintu kedua di Jalan AKBP Suroko. Begitu terbukanya, kawasan TPK kerap dijadikan jalan lintasan warga sekitar. Padahal, lingkungan setempat bukan jalan umum. Meski Perhutani begitu terbuka TPKnya dijadikan tempat bersantai dan rekreasi masyarakat, lembaga ini tidak menyiapkan sarana maupun prasarananya. Semua serba alam.

Untuk tempat nongkrong, warga bisa menduduki kayu gelondongan yang tersebar di seluruh kawasan ini. Begitu juga kalau mau berbaring. Tersedia balok-balok lebar. Aktivitas menurunkan dan mengangkut kayu di TPK ini sangat padat. N. Zakiyah, salah satu praktisi pendidikan Tuban mengatakan, TPK adalah out door atau sarana belajar di luar ruang kelas yang baik.

Di tempat ini, anak didik tidak hanya sekadar bisa belajar banyak tentang aktivitas penyimpanan hasil hutan tersebut. Namun, juga mengenali jenis dan struktur kayu. Salah satunya menentukan umurnya dari lingkaran tahun. ‘’Di tempat ini, anak didik bisa ditunjukkan langsung bentuknya dari semua jenis pohon,’’ tuturnya. Anak didik juga bisa belajar menghitung volume batang pohon dari petugas Perhutani. (ds/wid).

Sumber  : Radar Bojonegoro, Hal 36
Tanggal  : 21 Pebruari 2014