Bisnis.com, JAKARTA — PT Perhutani (Persero), melalui salah satu pabriknya, Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) merintis jalan masuk ke penghiliran produk hutan dengan melakukan ekspor perdana alphapinene sebanyak 13,6 ton dengan tingkat kemurnian 97,5% ke India.
Perseroan mencatat, kebutuhan pasar derivat gondorukem dan terpentin seperti alphapinene dan bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton/tahun, di dalam negeri mencapai 19.000 ton/tahun.
Untuk luas areal, sampai sejauh ini perseroan luas hutan yang dikelola oleh Perhutani di Jawa mencapai 2,4 juta ha, terdiri dari hutan jati 1,26 Ha atau 52%, hutan pinus seluas 36% atau setara 876.992 ha sementara sisanya damar, mahoni, akasia, sengon, kesambi, dll.
“Sebagai urutan ke tiga produsen derivat gondorukem dan terpentin di dunia, Perhutani baru meraup pasar sebanyak 10%, sedangkan China mencapai lebih dari 70% dan Brazil mencapai 11%,” ujar Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, Selasa (22/4/2014).
Di sisi lain, PPCI yang beridiri di Pemalang ini memiliki kapasitas bahan baku feed stock hingga 24.500 ton/tahun getah pinus, kapasitas produksi terpasang gondorukem (gumrosin) 17.150 ton/tahun, terpentin 3.675 ton/tahun, alphapinene 6.000 ton/tahun, bethapinene 112,5 ton/tahun, gliserol rosin ester 18.000 ton/tahun dan terpineol 1.800 ton/tahun.
Bambang menjabarkan, nilai investasi Rp208,7 miliar yang diperuntuukan untuk PPCI akan menghasilkan nilai tambah dari gondorukem sebesar 20%-30% dan dari derivat terpentin 50%-60%. Dia mencatat, harga produk tersebut berkisar antara US$2.000/ton sampai US$4.000/ton.
Editor : Martin Sihombing
Sumber : www.industri.bisnis.com
Tanggal : 22 April 2014