BLORA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menebar janji kepada petani. Janji tersebut disampaikan saat panen raya jagung di lahan Perhutani KPH Randublatung kemarin (7/3). Lokasi panen di petak 18 Resor Polisi Hutan (RPH) Ngodo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngliron.
Jokowi menjanjikan akan menyediakan benih gratis untuk 1.000 lahan pertanian. Selain itu, Jokowi menjanjikan akan menstabilkan haiga hasil pertanian usai panen. Salah satu caranya dengan mengatur pola tanamdan panen antarpulau. “Yang penting itu manajemennya Nanti panen diatur antarpulau agar tidak bersamaan,” kata Jokowi.
Saat kunjungan ke Blora, selain didampingi ibu negara Iriana, presiden didampingi sejumlah pejabat, diantaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng Irjen Pol Nur Ali, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bayu Purwiyono, Dirut Perhutani Mustoha Iskandar serta pejabat terkait lainnya
Sedangkan dari Blora hadir Bupati Djoko Nugroho, Ketua DPRD BambangSusiloseitapara pejabat di lingkungan pemkab dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda).
Jokowi begitu turun dari kendaraan RI-1 langsung menuju lahan jagung Di tengah ladang jagung sudah menunggu sejumlah petani lahan hutan yang akan mendampingi presiden dan rombongan memanen jagung yang sudah kering di dahan tersebut. Presiden mengaku senang dengan kegiatan panen raya itu.
Sebab, di lahan hutan yang umumnya tandus dan tidak produktif bisa menghasilkan bahan pangan yang banyak. “Lahan yang tidak produktif harus dimanfaatkan agar bisa menghasilkan seperti ini. Ini bagus, dan akan terus dikembangkan,” kata presiden yang sekaligus melayani wawancara di tengah kebun jagung tersebut Dia menyebut, jika lahan hutan atau lahan yang secara umum tidak produktif dimanfaatkan dan diolah sehingga bisa ditanami tanaman pangan, maka hasil panen dan bahan pangan di negeri ini akan sangat banyak.
Di lahan yang dia panen itu, menurut dia, bisa menghasilkan jagung sebanyak 7,6 ton per hektar. Lahan yang dipanen jagungnya itu seluas 11 hektar lebih. Dia senang dan mendukung karena di banyak tempat juga melakukan hal yang sama. “Kemarin di Ponorogo bisa menghasilkan lima ton lebih tumpangsari dengan tanaman kayu putih. Di sini bisa 7,6 ton tumpangsari dengan pohon jati. Ini bagus,” tambahnya.
Bagaimana dengan pupuknya? Sebab, aturan saat ini pupuk bersubsidi hanya untuk lahan pertanian yang membayar pajak.Sedangkan, lahan hutan yang menjadi milik Perhutani tidak boleh menerima pupuk bersubsidi. Soal ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan, pemerintah akan mengaturnya. Dimungkinkan nanti tetap akan diberi subsidi dengan pelan-pelan akan dicabut. “Untuk awalnya kita subsidi dan nanti setelah kuat, kita biarkan mandiri. Menteri Pertanian nanti yang ngatur,” jelas presiden asal Solo ini.
Sebelum meninggalkan lokasi panen raya, Jokowi sempat membagikan buku tulis, kaos dan amplop berjabat tangan dan foto bareng sehingga sempat merepotkan Paspampres dan petugas keamanan yang mengamankannya, (ono/nas)
Sumber : Radar Bojonegoro, Hal 25 & 31
Tanggal : 8 Maret 2015