Pelengkap wana wisata Gubug Payung yang berada di wilayah KPH Cepu, berupa Loco Tour. Wisata menikmati kereta tua itu dikelola KPH Cepu. Kereta diproduksi Berliner Maschinenbau Jerman pada 1928. Dengan kereta ini, penumpang bisa menikmati area hutan jati, tempat penimbunan kayu (TPK) Batokan, rimbunnya pohon trembesi, dan persemaian jati sepanjang 20 km.
Tidak murah, menikmati kereta tua ini. Biaya booking kereta dengan daya muat 45 orang posisi duduk dan 15 orang berdiri, yaitu Rp 12.580.000. ”Karena mahal inilah, maka jarang masyarakat lokal yang membooking,” terang Kepala Sub Seksi (KSS) Umum Imam W. Aris.
Kendati mahal, kereta tua milik Perum Perhutani ini sering juga melayani para tamu. ”Yang pernah memakai antara lain Komunitas Pecinta Kereta Indonesia dan Bhayangkari Blora. Selain itu, tamu dari Eropa dan Jepang,” katanya.
Namun, biaya mahal yang dipakai untuk naik kereta tua ini terbayar dengan kesan yang tak terlupakan, bila mengetahui sejarahnya. Ir Soekarno, mantan presiden RI pertama pernah naik kereta itu pada 1947 dengan masinis Syahir.
”Waktu Pak Karno naik kereta ini, masinisnya Pak Syahir. Beliau baru meninggal sekitar enam bulan lalu,” jelas Imam.
Selain Sang Proklamator, Presiden Soeharto juga pernah naik kereta yang sama, ketika meresmikan Industri Pengolahan Kayu (IPK) di Cepu. Beberapa nama lain yang juga pernah merasakan sensasi kereta tua, yakni Menteri Kehutanan tempo dulu seperti M Prakoso dan Djamaludin Suryohadikusumo.
Juga, Siswono Yudo Husodo saat masih menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tertarik mencoba? (Rosidi-79)
Suara Merdeka :: 8 Januari 2012, Hal. 17