Perhutani sebagai produsen gondorukem terbesar di Indonesia dan peringkat kedua dunia setelah Cina, telah memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekspor gondorukem. Perhutani kembali melakukan ekspor perdana gondorukem untuk tahun 2012 sabtu (25/2) sebagai pemenuhan permintaan pasar internasional yang semakin meningkat serta harga yang cenderung naik dari 1.300 USD per ton menjadi 1.500 USD per ton.
Bertempat di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Non Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang terletak di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, hadir Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto beserta jajarannya untuk melepas kegiatan ekspor gondorukem ke Cina. Ekspor kali ini memberangkatkan 52 kontainer atau setara dengan 2.000 ton dan disusul 200 kontainer pada bulan Maret.
Gondorukem merupakan hasil olahan getah Pinus merkusii atau pohon pinus yang telah disadap dan gondorukem Perhutani sejak lama terbukti mempunyai kualitas dan mutu bagus yakni lebih tahan panas, lebih lengket dan wangi sehingga Cina yang merupakan produsen terbesar di dunia masih membutuhkan pasokan gondorukem Indonesia. Selama ini negara yang menjadi tujuan ekspor gondorukem yakni India, Taiwan, Belanda, Pakistan dan Turki.
Perhutani akan mengakomodir potensi bahan baku gondorukem dan mengarahkan ke derivate guna menaikkan harga jual. Untuk itu Perhutani sedang mengembangkan pabrik derivate di Pemalang Jawa Tengah agar dekat dengan bahan baku. Pabrik yang diharapkan segera beroperasi dan berproduksi di tahun 2013 mempunyai kapasitas 25.000 ton getah pinus per tahun. Pembangunan pabrik derivate gondorukem semakin berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas lingkungan.
Pengolahan pabrik derivate gondorukem akan menghasilkan gicerol rosin ester, alpha pinene, betha pinene, limonene, cineol dan alpha terpineol yang merupakan bahan baku industri batik, kosmetik, farmasi, parfum, industri makanan dan minuman, adhesive, industri kertas, industri cat dan tinta.