MEDIA INDONESIA, BANDUNG (11/8/2016) | SETELAH melalui proses karantina, akhirnya sepasang induk owa jawa (Hylobates moloch) Mei dan Pooh serta anak mereka, Asri, dilepaskan ke alam bebas, kemarin. Pelepasli-aran itu bertepatan dengan Hari Konservasi Nasional yang jatuh pada 10 Agustus.
Tiga ekor owa jawa ini dilepasliarkan di kawasan Gunung Puntang, hutan lindung Gunung Malabar, Kabupaten Bandung. Pelepasliaran owa jawa kali ini merupakan yang keempat kalinya sejak 2013. Hinggakemarin, total 10 ekor owa yang telah dilepasliarkan.
Menurut Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa, Noviar Andayani, pelepasan owa jawa ini merupakan keberhasilan program konservasi owa jawa yang merupakan kemitraan program Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani, Conservation International Indonesia, Universitas Indonesia, Silvery Gibbon Project, dan PT Pertamina Ep Asset 3 Subang Field.
“Kemitraan (pada program konservasi) owa jawa semakin menunjukkan peningkatan dengan adanya keterlibatan pihak swasta yang memiliki kepedulian dalam pelestarian satwa langka ini,” ujar Noviar.
Lebih lanjut, Noviar mengatakan bahwa pada pelepasliaran kali ini dilepasliarkan Asri, anak owa jawa berkelamin betina berusia 17 bulan. Asri merupakan hasil perkawinan sepasang indukan pejantan Mei dan Pooh.
Nama Asri sendiri merupakan pemberian Presiden Joko Widodo sebagai bentuk penghargaan konservasi alam pada acara Konferensi Asia Afrika, 24 April 2015 lalu.
Owa jawa merupakan satu satunya jenis primata tidak berekor yang ditemukan di Pulau Jawa (endemik). Kerabat owa lainnya hidup di Sumatra (2 jenis), Mentawai (1 jenis), dan Kalimantan (2 jenis).
Saat ini owa jawa terancam punah dan menurut badan dunia International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa jenis ini sedang terancam punah (endangered). Hal ini karena hutan hujan tropis Pulau Jawa yang menjadi tempat hidupnya atau habitatnya semakin berkurang drastis akibat tekanan pembangunan dan pertumbuhan populasi manusia yang semakin meningkat.
Selain itu, tingkat perburuan satwa ini juga tergolong rendah. Menurut data yang ada, diperkirakan, tinggal 4.000 ekor owa jawa saja yang tinggal di kantong-kantong hutan di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. (BU/H-2)
Tanggal : 11 Agustus 2016
Sumber : Media Indonesia