JATIMPOS.CO, TUBAN (23/10/2016) | Hingga saat ini minat masyarakat Kabupaten Tuban menanam pangan selain jagung masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi buah sukun.
Selain itu, tampilan produk pangan dari sukun yang kurang menarik dan adanya anggapan bahwa sukun hanya dikonsumsi oleh masyarakat berekonomi lemah. Oleh karena itu, perlu sosialisasi ke masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan mulai dari informasi komposisi nutrisi, unsur pangan fungsional (nilai tambah) dan karakteristik fisiko kimianya.
Pemerintah Kabupaten Tuban telah mencoba melakukan variasi atas makanan pokok dari bahan buah Sukun tersebut, namun gagal. Selain beras, buah ini bisa divariasi dengan tepung dari jagung, ketela, kentang dan bahan lainnya. Sepertinya roti-rotian dari bahan ini belum banyak penggemarnya.
Padahal di Kabupaten Tuban tanaman Palawija Jagung di hutan KPH Tuban menduduki peringkat terluas se-Jawa Timur. Areal tanaman palawija ini terlihat sangat luas dibanding tanaman muda hutan jatinya.
Kondisi di atas merangsang kaum hawa di wilayah Perum Perhutani KPH Tuban yang tergabung dalam kelompok ‘Perempuan Peduli hutan’, untuk mengolahnya.
Mereka adalah para ibu-ibu di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Kelompok ibu-ibu ini diharap mampu mengubah pola pikir masyarakat sekitar hutan agar mampu mengganti tanaman palawijanya dengan buah sukun. “Pembuatan makanan dan kue-kue telah diajarkan ke ibu-ibu kelompok itu oleh Ny Muntiah, istri Asper BKPH Merakurak,” ungkap Administratur/KKPH Tuban, Ir Riyanto Yudhotomo, kala bertemu di Kantor KPH Tuban, (19/10).
Riyanto menambahkan, mereka sekarang mampu menciptakan berbagai makanan, rasa dan lainnya yang khas daerah. Rasanya selain enak, berserat tinggi dan kaya vitamin. Bahkan ia tahu dari google, buah ini dapat dijadikan obat herbal alami.
Untuk itu kegiatan pelatihan membuat makanan atau panganan kecil coba ditularkan oleh Ny Muntiah. Para pesertanya ada dari kalangan ibu-ibu PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Cabang Kabupaten Tuban, PKK dan LMDH-LMDH se-wilayah BKPH Merakurak.
Wakil Administratur Tuban Barat, Muchklisin Sabarna, S.Hut, mengtakan kegiatan ini juga direspon baik oleh KPH dan akan dikawal hingga mereka mampu memasarkannya di Kabupaten Tuban.
Selain itu, kegiatan ibu-ibu ini bahkan mendapat tanggapan serius dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf.
“Es krim buatan kelompok ini rasanya nikmat. Aroma dan rasa khas buah sukunnya enak. Saya rasa kreativitas ibu-ibu ini perlu kita dukung,” kata Gus Ipul kala itu pelantikan pengurus PWI Tuban, belum lama ini.
Dalam waktu dekat KSS juga akan mengawal kelompok ini untuk segera berkiprah di tingkat Kabupaten, melalui Dinas UMKM dan Koperasi Kabupaten Tuban. Tentu setelah lolos dari BPOM Tuban.
“Untuk keanggotan dan kepengurusan kelompok sudah terbentuk dan tersusun organisasinya, hanya saja mereka belum dinotariskan saja,” ungkap KSS PHBM mantan Kaur Tanaman KPH Ngawi ini.
Lebih jauh, Administratur/KKPH Tuban, Ir Riyanto Yudhotomo mengatakan, pihaknya akan kawal mereka (ibu-ibu) hingga mampu mendirikan koperasi wanita. “Kami rencanakan secepatnya setelah mereka telah diresmikan pemerintah Kabupaten Tuban,” ujar Riyanto.
Tanggal : 23 Oktober 2016
Sumber : jatimpos.co