IMQ21.COM (5/11/2016) | Perum Perhutani tengah memetakan potensi dan persoalan hutan mangrove yang terletak Purwakarta, Jawa Barat.
Untuk merealisasikan hajatan tersebut, Direktur Utama Denaldy M Mauna melakukan kunjungan kerja ke hutan mangrove Resort Pemangkuan Hutan(RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat dan bertemu dengan sebelas kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) akhir pekan ini.
Kesebelas LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Menurut Denaldy M Mauna, saat ini, pemerintah berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional. Sebagai BUMN, Perhutani yang memiliki hutan mangrove dipinggir pantai utara dan selatan Jawa akan optimalkan pengelolaannya, dengan pola sylvofishery yang baik, yaitu kombinasi mangrove dengan budidaya ikan atau lainnya.
“Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budidaya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya. Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional nantinya,” tutr Denaldy melalui siaran pers yang diterima Sabtu (5/11).
Ia berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan LMDH melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono perwakilan LMDH Wana Sejati.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani kurang lebih 43 ribu hektar. Sebagian ada di KPH Purwakarta, yaitu 15.897,21 hektar, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 hektar berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam wadah LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut.
“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar pertahun, kalau ditanam ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun, sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari,” urainya.
Tanggal : 5 November 2016
Sumber : imq21.com