HARIANBHIRAWA.CO.ID (15/11/2016) | Guna mensukseskan program peduli menanam, KPH Perhutani Bondowoso membuat persemaian bibit jati plus Perhutani (JPP) sebanyak 10 ribu pohon, baru baru ini. Program yang mendapat dukungan luas dari berbagai elemen di Kabupaten Situbondo ini diharapkan dapat memenuhi stock bibit jati bagi kebutuhan Dinas Pertanian Situbondo dan berbagai sekolah tingkat atas yang berstatus sebagai sekolah Adiwiyata (berwawasan lingkungan). Persemaian bibit JPP ini juga untuk mendukung program Santri Menanam, yang digagas Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, belum lama ini.
Administratur (ADM) Perhutani Bondowoso, Adi Winarno, melalui Wakil Administratur Moh. Ajieb mengatakan, sebagai rimbawan ia harus peduli terhadap keberadaan hutan dan harus mendukung program peduli menanam.
Untuk membuktikan keseriusan itu, kata Ajieb, ia dipercaya ADM untuk membuat persemaian JPP diwilayah BKPH Klabang, tepat di Petak 56C seluas 1 hektar. “Sebelumnya lahan itu bertahun tahun tidak berfungsi dan mangkrak. Dengan niat Bismillah dan mendapat kepercayaan penuh dari ADM, maka saya lakukan pembuatan persemaian bibit JPP tersebut,” ujar mantan Kasi PSDH Perhutani Mojokerto itu.
Ajieb menuturkan, agar lolos persyaratan menjadi lahan persemaian, pihaknya harus membebaskan beberapa naungan dahan agar bibit terkena sinar matahari serta harus memotong dan merembes dahan dari beberapa tanaman. Selain itu, ujar Ajieb, menyediakan sarana air sebagai pendukung persemaian bibit jati tersebut.
“Kami telah tuntas membuat dua lokasi pengeboran untuk menyirami kebun dan persemaian bibit JPP. Selanjutnya kami memperbaiki sarana prasarana seperti kantor barak kerja, selang, gunting, gembor dan mesin penyedot. Sebab gedung barak yang lama sudah tidak berfungsi lagi,” beber Ajieb.
Mantan Wakil ADM Perhutani Jombang Timur itu menambahkan, persemaian bibit di BKPH Klabang tersebut menggunakan sistem stik pucuk. Artinya, urai Ajieb, sistem perbanyakannya menggunakan pola aseksual (perbanyakan sebuah bibit dengan tidak memakai pembuahan).
Jadi, jelasnya, salah satu organ pohon dengan pucuk dipotong terlebih dahulu lalu dimasukkan dalam cairan agar terangsang saat pertumbuhan akar. “Selanjutnya kami masukkan ke polibek dengan bantuan media yang berisi pasir, kompos dan tanah dengan formasi satu, dua dan tiga,” papar Ajieb.
Pembuatan persemaian bibit JPP ini, sambung pria asli Rembang Jawa Tengah itu, juga mengalami berbagai kendala. Salah satu diantaranya persoalan SDM karena para karyawan sudah lama tidak pernah menggarap program serupa.
Untuk itu, lanjut Ajieb, ia akan melakukan studi banding ke KPH Mojokerto atau KPH Jombang Timur demi mendukung suksesnya program tersebut. “Pembuatan persemaian ini merupakan murni swadaya Perhutani dan kreatiftas dari ADM. Yang jelas kini persemaian di Klabang itu masih berada dalam pantauan Puslitbang Cepu,” pungkas Ajieb.
Sumber : harianbhirawa.co.id
Tanggal : 15 November 2016