ERABARU.NET (29/11/2016) | Penanaman pohon sejumlah 238.000 batang dalam waktu 60 menit secara serentak pada satu tempat berhasil pecahkan rekor dunia (Guinness World Records). Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama yang terjalin antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan sejumlah pihak seperti Pemerintah Daerah, Perhutani, serta Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH).
Presiden Joko Widodo memimpin penanaman ribuan pohon secara serentak saat menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (28/11/2016).
Melansir siaran pers KLHK, Selasa (29/11/2016) penanaman pohon serentak melibatkan 10.000 masyarakat tani, pelajar, mahasiswa, pramuka beserta tamu undangan dan masyarakat setempat. Tim penilai Guinness World Records melakukan penganugerahan dan pencatatan Rekor Dunia kepada KOPRABUH sebagai inisiator. Ajang pemecahan rekor dunia penanaman serentak merupakan rangkaian Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2016.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat menanam pohon saat ini berarti menanam doa dan harapan untuk keberlanjutan generasi yang akan datang. Selain memperbaiki lingkungan, menanam juga harus memberikan manfaat langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Program ini akan saya ikuti terus, kalau baik akan kita kembangkan di provinsi dan kabupaten kota lainnya,” tegas Jokowi.
HMPI 2016 juga erat kaitannya dengan andil Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim. Langkah mitigasi dengan penanaman pohon merupakan salah satu upaya mengurangi emisi karbon. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Paris Agreement untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 20C atau sedapatnya menekan hingga 1,50C.
“Kegiatan ini juga menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia berperan signifikan dalam leading way penanganan perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia, COP 22 Maroko, 7-18 November yang lalu terkait aksi nyata pengendalian perubahan iklim.” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya saat menyampaikan laporan.
Total pohon yang ditanam pada HMPI 2016 mencapai 238.000 batang terdiri dari 200.000 batang kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan 38.000 batang jati (Tectona Grandis) pada areal seluas 23 hektar. Kaliandra merupakan jenis pohon berumur pendek yang dapat dipanen dalam 2 tahun. Biasanya digunakan sebagai bahan baku energi. Kaliandra memiliki manfaat lain melalui bunganya yang dikenal sebagai makanan lebah madu yang produktif.
Sementara, tanaman jati memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Kedua jenis pohon ini ditanam berdampingan. Oleh karena itu, masyarakat dapat mengambil manfaat ekonomi jangka pendek melalui kaliandra dan jangka panjang melalui jati. (asr)
Sumber : erabaru.net
Tanggal : 29 November 2016