SUARAMERDEKA.COM (13/2/2017) | Kualitas dan jarak tanam pada kegiatan 1001 Pendaki Tanam Gunung Ungaran 2017 benar-benar diperhitungkan. Keterangan tersebut disampaikan Koordinator Jalur Pendakian Mawar, Dodi Arianto, Minggu (12/2) pagi. Dengan begitu, nantinya diharapkan bibit yang ditanam bisa betul-betul bermanfaat sebagai sabuk gunung atau pelindung tangkapan air di Gunung Ungaran.
“Ini sudah kali ketiga, tahun ini kami tidak mengejar kuantitas melainkan kualitas tanam. Sistem tanam yang baik pun kita terapkan, termasuk kontrol, pemeliharaan dan penyulaman tanaman jika ada bibit yang mati setelah ditanam,” kata Mbah Rimba, panggilan akrab Doni Arianto.
Kaitannya dengan bibit tanaman yang ditanam, dari catatannya ada beberapa kategori tanaman keras dan tanam buah yang sesuai dengan letak ketinggian Gunung Ungaran, yakni 2.050 meter dari permukaan air laut (MDPL). Meliputi tanaman puspa, cemara, kelor, kelengkeng, dan tanaman buah lainnya. Bibit tanaman buah sengaja ditanam untuk menjaga ketersediaan pangan bagi hewan liar yang masih ada di sekitar Gunung Ungaran.
“Tercatat ada lebih dari 4.000 orang peserta yang naik dari Jalur Pendakian Mawar. Bibit tanaman yang kami sediakan bersama Dinas Kehutanan dan Perhutani habis,” jelasnya.
Guna memudahkan pengawasan pascapenanaman, penyelenggara sudah membentuk zona tanam. Yaitu dengan memberi nama dengan sebutan, zona hijau, kuning, dan zona merah. Zona tanam yang dimaksud, tidak lain adalah sabana yang jauh dari jalur pendakian reguler. Sebagaimana diketahui, lokasi itu merupakan bekas area yang terbakar hebat pada akhir Agustus 2015 silam.
“Ketika itu banyak tanaman keras yang terbakar, dari situ kita tergerak untuk menghijaukan area tersebut,” terangnya.
Dari pantauan di lapangan, ribuan peserta baik anak-anak maupun orang tua terlihat datang. Sebagian dari mereka sudah tiba dan mendirikan tenda di sekitar Jalur Pendakian Mawar, Sabtu (11/2) siang. Tidak hanya dari Kabupaten Semarang saja, peserta maupun relawan lintas komunitas dari luar kota juga terpantau hadir.
Ditemui usai menanam, Cahyaning Tyas (35) relawan asal Grabag, Kabupaten Magelang menuturkan, dia bersama teman-temannya sesama pendaki selalu aktif mengikuti gerakan menanam yang digelar lintas relawan.
“Sekali bawa harus lebih dari dua bibit tanaman, ini sebagai kepedulian kami untuk alam,” tuturnya.
Mbah Rimba menambahkan, selain melalui Jalur Pendakian Mawar, kegiatan 1001 Pendaki Tanam Gunung Ungaran 2017 juga dilakukan dari Jalur Pendakian Promasan, Limbangan, Kabupaten Kendal. Sama seperti di Mawar, di Promasan juga ditanam ribuan bibit tanaman keras serta buah-buahan.
Sumber: suaramerdeka.com
Tanggal: 13 Februari 2017