MERDEKA.COM (28/2/2017) | Kabupaten Banyumas layak disebut sebagai Negeri Beribu Mata Air. Pasalnya, terdapat lebih dari 1.000 mata air besar maupun kecil yang mengalir di wilayah ini.
Sebagian kecil berubah menjadi 209 sungai yang mengalir dari Gunung Slamet dan memecah menjadi ratusan sungai kecil, sungai, ngarai atau jurang dan air terjun. Di antara ratusan air terjun itu, ada tiga curug yang populer di masyarakat, yaitu Curug Gomblang, Curug Jenggala dan Curug Lawang. Ketiganya, wajib dikunjungi saat melepas penat akhir pekan.
Curug Gomblang
Pertama, Curug Gomblang berlokasi di Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Lokasi ini bisa dituju dengan perjalanan sekitar 45 menit dari Kota Purwokerto dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter ini berada di kawasan hutan damar yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Timur. Pemandangan alam dan vegetasi yang masih rapat membuat pengunjung pasti betah berlama-lama.
Menurut Wakil Ketua Pengelola Wisata Curug Gomblang Amin Sapto Purnomo di Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, sejak 2015, objek wisata ini mulai dibenahi agar memikat wisatawan.
Sebagian besar pengunjung kerap berselfie dengan latar belakang air terjun dan pemandangan alam pegunungan. Oleh karena itu, pengelola menyediakan selfie deck, musala, toilet dan tempat kuliner dan gazebo untuk berteduh.
“Sekarang sudah ada layanan antar jemput pengunjung dengan ojek dan angkutan lainnya bagi pengunjung yang ingin mencapai lokasi tanpa berjalan kaki,” ujar Sapto, Selasa (28/2).
Di lokasi ini, kata dia, juga disediakan area Camping Ground. Wisatawan yang berminat bisa berkemah dengan memesan satu minggu sebelum kegiatan. Tarifnya dipatok Rp 15.000 per orang. Dari arena ini, pengunjung bisa melihat keindahan pemandangan kota Purwokerto pada malam hari yang terlihat dari pegunungan Desa Kalisalak.
Curug Jenggala
Di timur Curug Gomblang terdapat curug ke dua yaitu Curug Jenggala, yang berlokasi di Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden.
Curug yang bernama asli Tempuan itu juga dilengkapi selfie deck, bedanya fasilitas swafoto ini berbentuk simbol cinta di atas tebing.
Untuk menuju ke air terjun ini membutuhkan sedikit perjuangan. Kendaraan roda dua hanya boleh terparkir di pemukiman warga Dusun Kalipagu, sekitar 3 kilometer dari pintu masuk gerbang Desa Ketenger.
Pengunjung harus menempuh 30 menit dengan berjalan kaki melintasi sawah yang luas juga intalasi gorong-gorong Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger. Tetapi, rasa lelah itu akan terlunasi setelah melihat tiga bagian Curug Jenggala yang jatuh dari ketinggian sekitar 25 meter.
“Tarif untuk pengunjung hanya tiket masuk Rp5.000,” kata Ketua LMDH Desa Ketenger, Purnomo.
Meski masih dalam tahap pengembangan. curug yang dikelola bersama Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dan LMDH Ketenger ini selalu ramai dikunjungi setiap akhir pekan.
Curug Lawang
Berbeda dengan dua curug lainnya, Curug Lawang di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata setempat. Seperti namanya, air terjun ini memiliki bentuk yang unik, karena mirip sebuah gua dengan dinding menyerupai pintu.
Dua buah terjunan air setinggi 25 meter dari balik gua membentuk kolam kecil lalu menjadi aliran Sungai Pelus. Bebatuan besar di sekitar curug menambah cantik lokasi tersebut.
Untuk menempuh tempat ini membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit ke arah timur dari pintu gerbang Mandala Wisata Baturraden menunju Desa Karangsalam.
Sesampainya di gerbang desa wisata, hamparan sawah dan ladang menjadi pemandangan yang menarik. Beberapa gubug yang ada di areal persawahan bisa menjadi tempat bertanya para wisatawan yang ingin berpetualang di empat air terjun yang masih asri. (suk)
Sumber: merdeka.com
Tanggal: 28 Februari 2017