MARKETEERS.COM (26/5/2017) | Perum Perhutani berhasil memperbaiki kinerja di kuartal I tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba perusahaan pada kuartal I mencapai Rp 121 miliar. Tumbuh hingga 138% dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Tahun lalu, di periode yang sama Perhutani merugi hingga Rp 321 miliar.
“Kinerja keuangan yang positif pada Q1-2017 tersebut karena upaya transformasi bisnis yang telah dilakukan perusahaan. Ditopang pula dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha. Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani,” kata Denaldy M Mauna Direktur Utama Perum Perhutani.
Rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan di perusahaan pelat merah tersebut. Terutama, sejak Agustus 2016, setelah ada peralihan posisi diretur utama ke Denaldy. Ada lima tahapan transformasi yang dilakukan Perhutani. Dimulai dengan, Analisis Situasi/Situation Analysis, Manajemen Perubahan/Management Change, Langkah Darurat/Emergency Actions, Restrukturisasi Bisnis/Business Restructuring, dan mendorong tercapainya kondisi normal ke pertumbuhan, fokus pada empat aspek utama finance, operation, organization dan culture people.
Perhutani juga melakukan restrukturisasi organisasi perusahaan dengan konsep the right people on the right place dan melakukan asesmen sumberdaya manusia. Perubahan struktur organisasi diarahkan untuk menguatkan fungsi kemandirian finansial maupun kelestarian sumberdaya hutan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi, menguatkan lini usaha non-organik, menguatkan kapasitas organisasi melalui pengembangan usaha dan sinergi bisnis dengan anak perusahaan, serta memperkuat hubungan dengan stakeholders.
Berkat dari transformai ini bukan saja perolehan laba, namun juga penghargaan. Belum lama ini Perum Perhutani berhasil meraih penghargaan The Most Promosing Company in Marketing 3.0 dalam ajang Marketeers Awards 2017. Penghargaan ini mengapresiasi kinerja Perhutani dari sisi pemasaran mulai dari tingkat strategi, taktik, hingga ke implementasi branding campaign, yang mana titik berat penilaian termasuk inovasi yang dilakukan di era digitalisasi.
Sumber : marketeers.com
Tanggal : 26 Mei 2017