Perum Perhutani masih kesulitan mereduksi konflik tenurial yang kian meningkat di sekitar kawasan hutan. Potensi konflik tenurial diperkirakan bertambah hingga 92.000 hektare tahun ini, Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengungkapkan kasus tenurial rawan terjadi di sejumlah kawasan hutan yang dikelola perusahaan berpelat merah itu seperti di Cilacap, Boyolali, Blitar, Malang, Kraksaan, Lumajang, Bondowoso, Jember, Bogor, dan Indramayu.
Menurut Bambang, kecenderungan konflik akan terus terjadi apabila langkah akuisisi dan inventarisasi aset tidak segera dituntaskan. Dia berharap program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM)’ dapat menekan klaim dan penguasaan atas kawasan hutan.
Dia menambahkan pola pengelolaan hutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat akan menyerap 600 tenaga kerja baru di sektor kehutanan. Optimaiisasi PHBM di sekitar hutan juga akan membantu menekan gangguan keamanan di kawasan hutan. (Bisnis/25)
BISNIS INDONESIA :: 14 Juni 2012 Hal. i2