RADARMALANG.ID (23/9/2017) | Kabupaten Malang bakal punya destinasi wisata minat khusus lagi, seperti Pantai Tiga Warna yang konsen terhadap konservasi. Destinasi baru itu ialah Pantai Bangsong Teluk Asmara (BTA) yang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe). Ke depan, konservasi di tempat wisata ini lebih fokus pada kelestarian penyu.
Kemarin pagi (21/9), secara simbolis, ratusan orang ikut dalam acara pelepasan tukik (anak penyu) di sana. Selain diselenggarakan untuk peringatan satu Suro, pelepasan tukik itu dijadikan fokus awal Pantai BTA sebagai kawasan konservasi. ”Di pesisir pantai ini biasa ada penyu yang bertelur. Ini yang harus diselamatkan. Kami juga sudah punya rumah penyu di kawasan Pantai Bajul Mati,” kata Administratur (Adm) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Malang Arif Herlambang.
Total, kemarin ada 200 tukik yang dilepas kembali ke laut. Acara itu dimanfaatkan Perhutani KPH Malang sebagai momentum mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan. Dengan melepaskan tukik secara langsung, Arif yakin kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan bisa ditumbuhkan. ”Kami sengaja melibatkan masyarakat luas. Mereka juga punya tanggung jawab menjaga kelestarian habitat hewan-hewan langka,” tambahnya.
Lantas, mengapa harus dijadikan kawasan konservasi? Secara singkat, Arif menjelaskan tujuannya yang lebih spesifik untuk menjaga kondisi alam beserta satwa di dalamnya. ”Kalau pantai sudah dibuka, jelas kunjungan akan meningkat. Tapi, nanti kami coba untuk melakukan pembatasan pengunjung. Jangan sampai nanti malah merusak habitat hewan liar,” imbuhnya.
Konsep tersebut sebelumnya memang sudah diterapkan di Pantai Tiga Warna. Di Pantai BTA, Arif menyebut, pembatasan jumlah pengunjung bisa berada di angka 500 orang per hari. Tak hanya menyediakan fasilitas di area pantai, sejumlah rangkaian edukasi juga tengah disiapkan.
Asisten Perhutani (Asper) Sumawe Prayitno menyatakan, Pantai BTA memang menjadi salah satu tempat bertelurnya penyu. Selama periode Mei hingga Agustus, pihaknya mampu mengumpulkan 1.650 butir telur penyu di wilayah pantai Malang Selatan. Penyisiran pantai dimulai dari Teluk Asmara hingga Pantai Ngantep. ”Tidak semua pantai dijadikan tempat penyu bertelur, paling banyak memang di sini (Teluk Asmara),” jelasnya.
Kegiatan penyelamatan telur penyu memang baru diintensifkan Perhutani sejak tahun ini. Sebelumnya, tidak ada kegiatan khusus mulai penyelamatan hingga penangkaran. Namun, melihat banyaknya penjarahan telur dan penyu membuat Perhutani mengambil tindakan. ”Kalau sebelumnya memang tidak kami awasi, ternyata banyak yang punya niat buruk. Sejak tahun ini memang kami siagakan tim khusus,” tegas Prayitno.
Saat ini masih ada 850 butir telur penyu yang berada di tempat penangkaran. Jumlah telur yang menetas bisa jadi menyusut. Sebab, keberhasilan penetasan telur penyu hanya berada di angka 80 persen. ”Belajarnya memang dari buku untuk penangkaran, tapi ini sudah bagus. Semoga ke depan lebih banyak pihak yang ikut andil menjaga habitat penyu,” terangnya.
Dia menambahkan, jenis penyu yang sering bertelur di daerah Pantai Selatan Malang ialah penyu abu-abu. Selain itu ada juga beberapa jenis penyu hijau yang tetap hidup. ”Selama ini yang berhasil kami selamatkan lebih banyak penyu abu-abu,” tandasnya.
Sumber : radarmalang.id
tanggal : 23 September 2017