Wisata Lokomotif Uap Cepu akan Dihidupkan Kembali

KRJOJGA.COM (6/1/2018) | Sebuah lokomotif kereta api uap buatan Jerman yang dipakai untuk mengangkut kayu jati sudah puluhan tahun menjadi obyek wisata di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Kabupaten Blora dan sekitarnya sejak penjajahan Belanda sudah dikenal sebagai penghasil kayu jati kualitas bagus hingga sekarang.

Sejak era pemerintahan Soekarno hingga orde baru, lokomotif uap buatan Jerman ini masih menjadi andalan para turis yang datang ke Cepu. Namun sayangnya wisata loko tour yang sempayt menjadi andalan Pemkab Blora dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu ini sudah beberapa tahun belakangan ini mangkrak tidak melayani wisatawan yang menyatakan akan naik loko tour berkeliling di hutan jati milik KPH Cepu karena mengalami kerusakan pada mesin serta kerusakan di bantalan rel kereta api.

Manager bisnis KPH Cepu, Agus Kusnandar menerangkan rel kereta api yang dilalui loko tour dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915 sehingga sekarang ini kondisinya sudah rusak parah, sehingga jaringan rel kereta api bersejarah itu merupakan tertua di Indonesia. “Catatan yang ada menunjukkan, jika jaringan kereta api yang dibangun Belanda pada tahun 1915 panjangnya mencapai 300 km khusus untuk sarana transportasi kayu jati gelondongan,” jelas Agus.

Namun dalam perkembangan zaman, panjang jalur yang semula 300 km dengan jalan melingkar itu akhirnya mengalami pemangkasan rute sehingga jarak tempuh menjadi 26 km. Bahkan guna melakukan revitalisasi loko tua maupun rel kereta dibutuhkan anggaran hingga 10 miliar lebih.

Kendati demikian Pemkab Blora menyatakan siap membantu,karena loko tour juga menjadi primadona bagi Pemda Blora untuk menggaet wisatawan, utamanya turis Belanda yang datang ke Indonesia. “Dari Pemda Blora menyatakan siap membantu guna menghidupkan loko tour milik KPH Cepu. Karena ini termasuk sejarah perkereta apian di Indonesia ketika Belanda berkuasa di sini,” kata Wakil Bupati Blora Arief Rohman saat mengunjungi loko tour di Cepu belum lama ini.

Manager Bisnis KPH Cepu Agus Kusnandar menambahkan, Perhutani pusat diakuinya sudah merencanakan akan menghidupkan kembali wisata loko tour yang telah tertuang dalam ‘Travelling Map Of Loko Tour’ dengan jangkauan 26 km. Beberapa tempat bersejarah yang nantinya masih bisa dikunjungi wisatawan diantaranya jembatan Batokan, Center of Nursery dan long yard.

Dalam sebuah forum kajian di kantor Perhutani Pusat,bulan Oktober 2017 silam, total biaya untuk menghidupkan loko tour mencapai Rp 15 miliar. Dengan kondisi finansial Perhutani yang mengalami keterbatasan inilah kiranya komunikasi dengan Pemkab Blora dan tidak menutup investor terus digalang.

Sumber : krjogja.com

Tanggal : 6 Januari 2018