Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Gresik (KBM IK Gresik) berhasil meraih laba usaha sebesar Rp 19.211.395.881 tahun lalu. Total pendapatan sampai dengan Desember 2012 mencapai Rp 104.260.059.840.
“Kami menargetkan pendadapatan lebih dari Rp 200 miliar sepanjang tahun 2013.,” ujar General Manager Kesatuan Industri Pengolahan Kayu Jati (KIPKJ) Gresik, Afwandi kepada ROL, Rabu (13/3).
Satuan organisasi di bawah Kantor Perum Perhutani Unit II Jawa Timur ini membuat kayu olahan guna meningkatkan nilai tambah. Produk kayu yang diolah yaitu moulding, mozaic, teak wood, kayu gergajian, parquet, kusen, panel, finger joint dan meubel. Setelah diproses, KBM IK Gresik menghasilkan produk akhir berupa decking, flooring T&G, parquet T&G, lamparquet, uni joint, dan FJS/FJLB.
Sebanyak 85 persen produk kayu olahan dijadikan komoditas ekspor. Negara tujuan ekspor terbesar yaitu Taiwan (13 persen), Singapore (13 persen), Cina (30 persen), Italia (10 persen). Kayu olahan ini juga diekspor ke negara lain seperti Jepang, Korea, Malaysia, Australia, Belgia, Prancis dan Amerika Serikat. “Tahun ini banyak juga permintaan dari Rusia ,” ujar Manager Pemasaran dan Kemitraan Industri Kayu Gresik, Cecep H kepada ROL.
Dibandingkan tahun 2011, KBM IK Gresik hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar sekitar Rp 36 miliar. Lonjakan pendapatan terjadi seiring dengan peningkatan perencanaan bahan baku dan produktivitas penggergajian mesin. Selain itu harga kayu olahan pun cukup kompetitif.
KBM IK Gresik juga membangun pola kemitraan jasa olah RSR menjadi produk akhir. Mitra yang digandeng antara lain Surya Alaska, Royal Timber dan PT Inhutani.”Pasarnya lebih baik, kalau dulu dikerjakan sendiiri sekarang bisa kemitraan,” ujar Cecep.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam kunjungan ke KBM IK Gresik mengatakan dukungan penuh terhadap pertumbuhan industri kayu. Ia berharap Perhutani bisa mendongkrak nilai ekspor dengan produksi kayu olahan.”Semoga kita juga bisa menampung hasil kayu rakyat,” ujar Zulkifli.
Reporter : Meiliani Fauziah / Redaktur : Nidia Zuraya
Republika.co.id :: Rabu, 13 Maret 2013, 17:06 WIB