TEMANGGUNG—Potensi kopi di Temanggung digarap serius oleh Perum Perhutani. Sejumlah kawasan hutan dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas perkebunan ini.
Selain biji kopi, perusahaan milik negara ini juga memproduksi sendiri kopi bubuk. Bila pada tahun-tahun sebelumnya hasil perkebunan kopi yang pengelolaannya melibatkan rakyat itu hanya sebatas dijual dalam bentuk gelondongan, sekarang diolah lebih.
Selain dijual dalam bentuk biji siap sangrai, juga dijual kopi bubuk siap saji. Kepala TU Perum Perhutani KPH Kedu Utara, Amin Priyono mengatakan, pihaknya sudah mendirikan pabrik kopi Alas Kedoe, di Kauman Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.
”Jika diolah lebih maka akan memiliki nilai ekonomi lebih pula. Sekarang sudah ada beberapa macam produk kita, yakni kopi bubuk hitam premium dan reguler. Kapasitas produksi per hari sekitar 120 kg per hari atau 36 ton per tahun,” katanya.
Pengelola pabrik kopi Alas Kedoe, Bambang Ismanto, 45, menuturkan, meski tergolong masih baru, namun kopinya sudah digemari masyarakat karena aroma dan rasanya cukup nikmat. Penjualan dalam bentuk kemasan, dan curah sudah merambah beberapa kota di Jateng dan Jatim.
Proses produksi kopi dibuat dengan sangat teliti, dengan memisahkan biji kopi menggunakan mesin sortir, dan diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, dan D. Untuk kategori A dibuat kopi kemasan premium, sedangkan yang lain reguler. (zah/lis)
Sumber : Radar Semarang, Hal 6
Tanggal : 11 Juli 2013