Perhutani Kembangkan Pembibitan Lebah di Jabar

PIKIRAN RAKYAT (15/05/2019) | Perum Perhutani menjalin kerja sama dalam mengembankan pembangunan pusat pembibitan (breeding center) lebah tanpa sengat dan pengembangan teknologi produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Pusat pembibitan ini akan dilakukan pada wilayah kerja Jawa Barat dan Banten, yang ke depannya dapat diimplementasikan ke seluruh wilayah kerja Perum Perhutani.

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna dan Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang pembangunan pusat pembibitan (breeding center) lebah tanpa sengat dan pengembangan teknologi produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Penandatanganan kerja sama ini bersamaan dengan Kick Off Pengembangan Multiusaha HHBK dan Jasa Lingkungan Berbasis Masyarakat Menuju Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Hal tersebut merupakan optimalisasi dalam pemanfaatan kawasan hutan serta memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar hutan dan mendorong komersialisasi produk turunan hasil perlebahan dan HHBK.

Denaldy menyampaikan bahwa di era revolusi industry 4.0 ini Perhutani sendiri mengusung tema “Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity” sebagai upaya mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal dengan berbasis teknologi informasi, di mana pengembangan HHBK dan jasa lingkungan menjadi salah satu fokus dalam meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat dengan didasari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Bermitra Swasta

Denaldy juga menyampaikan bahwa kerja sama ini baru dilaksanakan khususnya pada wilayah kerja Pehutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dan ke depannya dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani.

Sementara itu, Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani menjelaskan bahwa perusahaannya bergerak di bidang industri pengolahan herbal (herb infusion), produk obat tradisioal, perdagangan besar obat tradisional, farmasi, kosmetik, industry makanan dengan fokus pada komoditas hasil perlebahan dan HHBK.

Mahani juga menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas telah terlaksananya nota kesepahaman ini. Dengan demikian, diharapkan selanjutnya dapat dihasilkan bibit unggul lebah tanpa sengat berupa bahan baku, diantaranya madu, propolism, dan bee pollen untuk dijadikan produk akhir atau produk turunan yang bernilai ekonomi lebih tinggi dan memasarkannya hingga dapat dinikmati konsumen.

Sumber : Pikiran Rakyat, hal. 17

Tanggal : 15 Mei 2019