Liputan6.com, Jakarta : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan hari ini masih berada di Indonesia timur dalam melakukan kunjungan kerjanya di Sorong, Papua Barat. Dalam kunjungan kali ini Dahlan rencanannya akan meninjau lokasi pembangunan pabrik sagu oleh Perum Perhutani.
Namun ada yang sedikit menarik dalam kunjungan kali ini, saat turun dari Helikopter yang digunakannya menuju Sorong, Dahlan disambut ‘Pantat’ oleh warga Sorong. Tenang, ‘Pantat’ ini bukan pantat seperti yang anda bayangkan, ini adalah sebuah tarian adat yang menggunakan pantat sebagai ciri khas goyangnya.
Kepala Humas Kementrian BUMN Faisal Halimi yang ikut dalam rombongan menjelaskan, tarian ini dilakukan oleh para ibu dan anak-anak dari desa adat. Saat memasuki lokasi acara yang tepat di tepi sungai besar, Dahlan juga dikalungi topi uan dan kain khas Papua.
Pada kesempatan itu, Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw menyambut baik pembangunan pabrik sagu oleh BUMN. Bahkan diakuinya terdapat potensi sagu yang sangat tinggi di daerah Sorong Selatan ini.
“Ini daerah baru, kita ini ingin maju. Mereka mau melepas tanah untuk BUMN sektor perhutani. Sorong Selatan punya 750 ribu hektare potensi luas hutan sagu,” jelasnya.
Sementara Dahlan pada sambutannya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Distrik Kais karena mengijinkan berdirinya pabrik sagu pertama di Papua ini. Diakuinya tanpa persetujuan dari masyarakat adat, pabrik tidak berdiri. Pada kesempatan itu, mantan CEO PLN ini berpesan kepada masyarakat ikut terlibat dalam distribusi sagu ke pabrik.
“Harganya yang wajar jangan yang mahal. Pabrik ini belum tentu untung. Harga tepung 1 kilogram (kg) juga perlu tahu. Pabrik nggak boleh jual mahal-mahal, beli batang mahal nanti sagu mahal, pabrik tutup. Semua jadi mahal,” kata Dahlan.
Pada acara peninjauan tapak pabrik sagu, juga dilakukan prosesi pemberian uang bantuan kepada 6 ketua suku ada di Distrik Kais. Setelah itu dilanjutkan pemotongan pita penanda lokasi pabrik sagu. Usai prosesi, Dahlan diajak bergoyang oleh Bupati Sorong Selatan. (Yas/Ndw)
Jurnalis : illyas Istianur P
Liputan6.com | 27 September 2013 | 10.05 WIB