Ada Tapak Jaran di Gunung Loreng

RADARMADIUN.JAWAPOS.COM (21/5/2017) | Bagi penghobi piknik, tidak ada salahnya jika mencoba mengunjungi Tapak Jaran. Destinasi wisata alam ini berada di Dusun Dawetan, Desa Caluk, Slahung, Ponorogo.

Lokasinya di puncak bukit di Gunung Loreng menawarkan kesejukan. Sejauh mata memandang, bukit hijau terhampar luas membius mata.

‘’Selain menawarkan keindahan panorama alam, juga kenyamanan,’’ kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Caluk Agus Efendi, Sabtu (20/5).

Agus mengungkapkan Tapak Jaran mulai dikembangkan warga sebagai tempat wisata sejak akhir tahun lalu. Tepatnya pertengahan Desember 2016.

Meski tergolong baru, namun tempat wisata yang ada di kawasan lahan Perhutani ini selalu ramai pengunjung. Tidak hanya pada hari libur, hari biasa pun banyak wisatawan.

‘’Biasanya pagi atau sore. Karena pemandangannya yang paling menarik,’’ ujarnya.

Nama Tapak Jaran diambil dari sebuah cerita masa lalu. Konon dulu, ada seorang pengembara yang mampir di tempat ini dengan menunggang seekor kuda atau jaran.

Perjalanan pengembara itu meninggalkan bekas jejak tapal kuda (tapak jaran) di kawasan tersebut. Hingga kini, masyarakat sekitar masih mempercayai cerita turun temurun itu.

‘’Mereka menganggap kawasan ini sebagai situs bersejarah,’’ imbuhnya.

Di lokasi ini, pelancong bisa menikmati alam dari berbagai spot menarik. Di antaranya Batu Tapak Jaran, Bukit Tiga Warna, Bukit Pancasila dan lainnya. Tempat-tempat tersebut sengaja didesain agar pengunjung bisa selfie.

Sebenarnya, lanjut Agus, tidak ada makna khusus dari nama-nama itu. Sekadar tetenger saat karang taruna bersama masyarakat serta petugas Perhutani sedang mengembangkan kawasan. Selain memberi nama, mereka juga menanam beberapa bunga hias serta pohon berakar kuat.

‘’Tujuannya memang tidak hanya untuk keindahan, tapi juga untuk penghijauan,’’ sebutnya.

Akses menuju wisata Tapak Jaran, tidak terlalu sulit. Bahkan bagi pengunjung yang mengendarai sepeda motor bisa langsung mencapai lokasi. Kendati harus melewati jalur setapak cukup terjal.

Sayangnya, belum ada MCK dan fasilitas penunjang lainnya di lokasi. Para pengunjung juga belum dikenai retribusi masuk maupun parkir. Untuk sementara, tujuan pengembangan memang masih sebatas penghijauan.

‘’Kalau sudah resmi bekerja sama untuk wisata. Mungkin baru kami kenakan retribusi,’’ ungkapnya.

Sumber : radarmadiun.jawapos.com
Tanggal : 21 Mei 2017