Bisnis Indonesia – JAKARTA – Untuk mencapai target produksi jagung tahun ini 21.35 juta ton, pemerintah mengandalkan perluasan areal tanam dari lahan milik Perum Perhutani dan program pengembangan gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu atau GPPTT.
Tahun lalu, Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung dapat mencapai 20.3 juta ton. Data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) pada angka ramalan (Aram) II menunjukkan produksi tahun lalu di bawah target 20,1 juta ton. yaitu sekitar 19,8 juta ton.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring menyampaikan, penambahan luas tanam jagung akan didorong terutama dengan menggunakan lahan-lahan hutan milik Perum Perhutani.
“Kita bisa menggunakan lahan milik Perum Perhutani itu ada sekitar 200.000 hektare untuk menanam jagung. Pada prinsipnya, yang kita tuangkan dalam APBN, kita ingin penambahan luas lahan tanam [untuk dapat meningkatkan produksi],” ujarnya, Senin (25/1).
Hasil merujuk pada program penyediaan lahan pangan oleh Perhutani yang mengalokasikan 202.976 ha kawasan hutan. Lahan Perhutani itu dapat ditanami jagung dengan skema tumpang sari.
Pada 2015. Perhutani telah menyediakan lahan seluas 43.454 hektare untuk digarap masyarakat sekitar hutan berbudi daya tanaman pangan.
Dari alokasi lahan seluas 202.976 hektare tersebut. Perum Perhutani menargetkan kontribusi produksi jagung 1217 juta ton.
Upaya lain untuk mendongkrak produksi jagung ditempuh melalui gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GPPTT). Kementan menyiapkan dana untuk lahan seluas 1.5 juta ha dalam pro-gram tersebut.
Dari program GPPPT, petani jagung akan mendapatkan bantuan pupuk, benih, dan alat mesin pertanian. Program tanaman terpadu itu, katanya, akan berkontribusi hingga
Tahun lalu GPPTT itu kami anggarkan 1 juta hejtare tapi realisasi tahun lalu tidak begitu tinggi, hanya 600.000-an hektare. Yang harusnya ditanam Oktober-Desember (2015] itu bergeser ke tahun ini.”
Menurutnya, program yang belum dilaksanakan pada tahun lalu seluas 400.000 ha itu akan dialihkan untuk tahun ini, sehingga luas GPPPT dipastikan akan lebih tinggi dari 1,5 juta ha.
Melalui berbagai upaya itu. Hasil optimistis produksi jagung tahun ini dapat mencapai 21,3 juta ton.
Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan harga jagung saat ini yang melonjak akan diantisipasi dengan menjaga harga di tingkat petani.
Menurutnya, selama ini harga jagung kerap tidak terjaga, anjlok di saat panen. Selain itu, impor jagung justru dilakukan pada saat musim panen.
Kementan, katanya, memperketat impor jagung yang dalam jangka pendek menyebabkan harga komoditas itu naik.
“Sekarang bukan musim panen. Saat panen bisa jatuh sampai Rp 1.500 [per kgi di tingkat petani kita. Sekarang bisa dicek meski harganya naik, harga pakan ternak itu tidak naik.”
Sementara itu, produksi kedelai pada tahun ini naik hingga 22% menjadi 1,2 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu.
Target ambisius ini diharapkan dapat tercapai, bertopang pada penambahan luas tanam dan penerbitan kebijakan yang berorientasi perbaikan harga kedelai lokal.
(Dan Aziliya)
Sumber : Bisnis Indonesia, hal. 28
Tanggal : 27 Januari 2016