TEMPO.CO, Jombang – Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mencanangkan sistem siaga 24 jam guna mengantisipasi banjir dan tanah longsor. “Kami telah meminta dibentuk posko siaga 24 jam di seluruh kecamatan yang juga melibatkan aparat pemerintah desa,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Nur Huda, Kamis, 18 Desember 2014.
Pencanangan ini dilakukan karena saat ini Indonesia memasuki musim hujan. Nur Huda mengatakan bencana banjir dan tanah longsor sudah muncul di mana-mana. Di Jombang, pernah ada tanah longsor pada 28 Januari 2014 di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Sebanyak 14 orang meninggal akibat kejadian itu. Sementara itu, banjir menerjang Kecamatan Mojoagung, Jombang, sehingga merendam ratusan rumah di sejumlah desa.
Menurut Nur, di tingkat kabupaten, pos komando siaga 24 jam telah lama didirikan. Sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang mitigasi bencana juga telah dilakukan di daerah-daerah yang rawan bencana.
Nur menjelaskan, setidaknya ada empat kecamatan di Jombang yang rawan tanah longsor dan banjir. Yakni Kecamatan Wonosalam, Bareng, Mojowarno, dan Mojoagung. “Empat kecamatan itu lokasinya dekat dengan lereng Gunung Anjasmoro,” ujarnya.
BPBD Jombang, kata Nur, yang bekerja sama dengan Perhutani serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan sudah mengingatkan warga agar tidak sembarangan membuang sampah di saluran air atau sungai serta tidak memotong pohon, khususnya di wilayah perbukitan. “Kegiatan reboisasi juga terus dilakukan,” ucapnya.
Antisipasi bencana banjir dan tanah longsor juga dilakukan oleh BPBD Kabupaten Mojokerto bersama TNI, Perhutani, dan petugas Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo. Petugas gabungan dari instansi itu menyisir sungai di wilayah hulu Gunung Arjuna-Welirang. “Petugas menyingkirkan batang pohon besar yang roboh, yang bisa menghambat aliran air sungai,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Mojokerto Tanto Suhariyadi.
Tanto mengatakan sosialisasi di wilayah rawan bencana tanah longsor dan banjir juga sudah dilakukan, seperti di Kecamatan Trawas dan Pacet. “Bahkan kami juga menggelar doa bersama,” ujarnya.
Sumber : www.tempo.co
Tanggal : 18 Desember 2014