BLORA, suaramerdeka.com – Perhutani KPH Randublatung Blora membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengantisipasi kebakaran hutan jati. Pasalnya saat musim kemarau, kawasan hutan jati di Blora rawan terjadi kebakaran. Itu lantaran keringnya dedaunan pohon jati serta rumput semak belukar yang tumbuh di bawah tegakan pohon jati. Disulut api sedikit saja, kebarakan bakal terjadi dan meluas di kawasan hutan.
“Kami optimalkan pegawai atau petugas Perhutani untuk pengamanan kawasan hutan terutama sebagai antisipasi kebakaran,” ujar Humas Perhutani Randublatung, Andan Subiyantoro, Selasa (17/7).
Namun karena hutan jati di wilayah Perhutani Randublatung sangat luas dan jumlah petugas Perhutani sangat terbatas, Andan menyatakan pihaknya mengharapkan peran serta masyarakat dalam pengamanan hutan dari bahaya kebakaran. Menurutnya adanya Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) diyakini sangat efektif.
Melalui LMDH tersebut warga turut serta berpartisipasi aktif dalam pengelolalan kawasan hutan sekaligus dalam pengamanan termasuk dari bahaya kebakaran. “Petugas Perhutani di lapangan bersama masyarakat itulah yang menjadi garda depan pengamanan kawasan hutan,” tuturnya.
Andan menyatakan, antisipasi bahaya kebakaran hutan sudah menjadi pekerjaan rutin setiap tahun. Karena itu menurutnya berbekal pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, pengaman an kawasan hutan dari bahaya kebakaran tahun ini diyakini akan bisa terlaksana dengan baik.
“Petugas kami cukup terlatih. Warga juga paham apa yang harus dilakukan guna mencegah kebakaran hutan,” tandasnya.
“Kami optimalkan pegawai atau petugas Perhutani untuk pengamanan kawasan hutan terutama sebagai antisipasi kebakaran,” ujar Humas Perhutani Randublatung, Andan Subiyantoro, Selasa (17/7).
Namun karena hutan jati di wilayah Perhutani Randublatung sangat luas dan jumlah petugas Perhutani sangat terbatas, Andan menyatakan pihaknya mengharapkan peran serta masyarakat dalam pengamanan hutan dari bahaya kebakaran. Menurutnya adanya Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) diyakini sangat efektif.
Melalui LMDH tersebut warga turut serta berpartisipasi aktif dalam pengelolalan kawasan hutan sekaligus dalam pengamanan termasuk dari bahaya kebakaran. “Petugas Perhutani di lapangan bersama masyarakat itulah yang menjadi garda depan pengamanan kawasan hutan,” tuturnya.
Andan menyatakan, antisipasi bahaya kebakaran hutan sudah menjadi pekerjaan rutin setiap tahun. Karena itu menurutnya berbekal pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, pengaman an kawasan hutan dari bahaya kebakaran tahun ini diyakini akan bisa terlaksana dengan baik.
“Petugas kami cukup terlatih. Warga juga paham apa yang harus dilakukan guna mencegah kebakaran hutan,” tandasnya.