Indopos, Jakarta – PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring). anak usaha PT PLN akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar biomassa di Sorong, Papua Barat dengan daya 3 Mega Watt (MW).
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan Pembangkit listrik biomassa untuk memasok kebutuhan listrik dan energi panas untuk pabrik pengolahan sagu yang akan dibangun Perum Perhutani di Distrik Kais. Sorong Selatan, Papua Barat.
“Perhutani sendiri membutuhkan pasokan listrik sebesar 3 MW. maka kita cari teknologi apa yang cocok kira-kira, biomassa yang dipilih, jadi nanti sisa pengolahan kayu pohon sagu, sisa serar-seratnya dipakai untuk bahan bakar untuk pembangkit listrik,” kata Nur di Kantor Pusat PLN usai Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Perum Perhutani, akhir pekan lalu.
Nur menjelaskan investasi yang dibutuhkan membangun pembangkit listrik biomassa ini mencapai US$ 4 juta atau sekitar Rp 40 miliar untuk per 1 MW. “Jadi investasi pembangkit biomassa itu biayanya 7 kali lebih mahal dibandingkan pembangkit diesel, ini biaya investasi ya, tapi kalau biaya operasionalnya tentu lebih murah. dalam hubungan ini Perhutani kita kasih biomassa karena sisa pengolahan sagunya untuk PLN bakar.” kata Nur. “Jadi bisa dibilang PLN terima saja dari Perhutani. jadi Perhutani hanya membayar investasi kira-kira USS 4 juta atau Rp 10 miliar per Mega Watt, itu diangsur tiap bulan untuk pengembaliannya plus biaya operasionaL
Meskipun dibuat khusus untuk pabrik sagu Perhutani, PLN juga akan memberikan pasokan listrik ke masyarakat sekitar pabrik “Di samping itu PLN kasih listrik juga untuk masyarakat sekitar, ya setahun dari sekarang pembangkit ini bisa beroperasi, seiring pembangunan pabrik sagu,” sebutnya. (lum)
Indopos | 09 September 2013 | Hal. 5