Belajar Kelola Potensi Wisata

Radar Madiun – MAGETAN – Potensi pariwisata Magetan ternyata mencuri perhatian daerah tetangga, Bojonegoro. Seluruh anggot aDPRD kota ledre itu berkunjung ke Magetan untuk belajar bagaimana melakukan pengelolaan aset wisata. Pun menjaplakkebijakanpembangunanyang menitikberatkan pada objek pariwisata alam maupun buatan. Ini tak lepas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Magetan bersumber pada sekt or wisata. Rombonganyang berjumlah 13 orang tersebut disambutketuaKomisiB DPRD Suratman dan seluruh anggota lembaga yang membidangi pertanian dan pariwisata itu.

Wawan Kurniyanto ketua Komisi C DPRD Bojonegoro menjelaskan kunjungan ke Magetan ini bertujuan untuk mengetahui kerja sama yang dilakukan pemerintah daerah dengan Perhutani. Dimana selama inilokasitempat wisata berdekatanlangsung dengan kawasan hutan atau lokasi milik Perhutani. “Secara karakteristik Bojonegoro dengan Magetan ada kesamaan. Dimana daerahnya berdampingan dengan lahan milik Perhutani. “Untuk di Magetan sudah ada kerjasama dengan pihak Perhutani dalam mengelola kawasan wisata dan kami ingin belajar kerjasama seperti apa yang dilakukan pemerintah daerah dengan Perhutani dalam hal pariwisata” jelasnya’

Wawan yang merupakan legislator dari partai Gerindra ini menambahkan banyak kawasan wisata baik alam maupun wisata buatan di Bojonegoro. Selama ini, PAD dari sektor pariwisata di Bojonegoro masih rendah dan masih kalah jauh dari sektor pertambangan. “Kami ingin sektor pariwisata diBojonegoro ini berkembang. Selain Bojonegoro terkenal dengan tambangnya, kami juga ingin wisatanya juga maju seperti di Magetan ini,” imbuhnya.

Pihaknya berharap dengan kunjungan ke Magetan inibisa menambah referensi dalam mengembangkan destinasi pariwisata yang ada di Bojonegoro. Dengan begitu, wisata juga akan menjadi ikon Bojonegoro kede-pan. “Dengan pengelolaan tempat wisata yang ada di Magetan ini bisa menambah referensikami dalam pengambilankebijakan pembangunan di Bojonegoro. Khususnya di sektor pariwisata,” tuturnya.

Senada diungkapkan Suratman ketua Komisi B DPRD Magetan. Dia menjelaskan kedatangan rombongan dariKomisi C DPRD Bojonegoro ke Magetan ingin menimba ilmu. Bagaimana cara mengelola sektor pariwisata supaya bisa berkembang dan meningkatkan PAD di sektor tersebut dan bentuk kerjasama pemerintah daerah dengan pihak Perhutani dalam pengembangan pariwisata di Magetan

“Mereka (Komisi C DPRD Bojonegoro) ingin tahu bentuk kerjasama antarapemerintah daerah dengan Perhutani. Seperti telaga Wahyu misalnya.Lokasi telaganya adalah milik Pemkab Tetapi sumber daya alam airnya masuk kawasan Perhutani dan dikelola PU Pengairan Dimana antara satker satu dengan satker lainnya saling bekerjasama,” ungkapnya.

Suratman menjelaskan di Magetan memiliki tempat wisata non alam atau buatan dan wisata alam. Wisata non alam dikelola oleh swasta karena obyek wisatanya berada di lahan milik pribadi dan untuk wisata alamnya sepenuhnya dikelola oleh pemerintah daerah. “Untuk wisata non alam seperti Banyu Biru itu yang mengelola swasta karena lahan dan modalnya dari mereka sendiri pemerintah daerah hanya menarik retribusi pajaknya saja. Tetapi untuk wisata alam yang ada di Magetan dikelola oleh pemerintah daerah” jelasnya.

Politisi dari partai Golkar tersebut berharap dengan kunjungan anggota DPRD Bojonegoro ini bisa menjalin kerjasama yang baik di segala sektor, terutama di bidang pariwisata. Bojonegoro merupakan daerah tambang minyak besar dan para pekerja tambang minyak yang berasal dari seluruh Indonesia. Bahkan, sebagian dari luar negeri dapat berlibur di Magetan guna menikmati keindahan alam yang dimiliki Magetan.

Seperti telaga Sarangan. “Ini merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan wisata kita kepada daerah lain. Dengan kunjungan seperti ini, kita harus bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mengajak masyarakatnya berlibur di Magetan,” pungkas-nya. (dow/s er/dip)

Sumber : Radar Madiun, hal. 32 & 33
Tanggal : 29 April 2015

Share:
[addtoany]