BNI-Perhutani Tingkatkan Kerja Sama

Kerja sama tersebut merupakan komitmen BNI untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan potensi hutan dan perkebunan.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan Perum Perhutani meningkatkan kerja sama layanan perbankan secara menyeluruh yang meliputi fasilitas pinjaman/kredit, layanan pengelolaan keuangan secara terintegrasi (integrated cash management), serta kerja sama pemanfaatan produk dan jasa perbankan lainnya.

Peningkatan kerja sama itu ditandai penandatanganan kesepakatan antara Direktur Utama BNI Gatot Suwondo dan Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, kemarin.

Pada kesempatan itu juga sekaligus dilakukan pencanangan (ground breaking) dimulainya penyertaan BUMN kehutanan terbesar di Indonesia itu di penanaman modal asing (PMA) pada industri furnitur yang pabriknya berlokasi di Tegal.

Selain itu, dicanangkan pembangunan industri pabrik derivat gondorukem dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, dan pabrik plywood di Pare, Kediri, Jawa Timur.

“Secara khusus, kerja sama ini akan mendukung pengembangan industri Perum Perhutani di bidang usaha furnitur berskala internasional melalui penyertaan kepemilikan di salah satu PMA serta pembangunan pabrik derivat gondorukem dan terpentin dan pabrik plywood yang juga berskala global,“ kata Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto.

Sebelumnya, lanjut Bambang, Perum Perhutani adalah nasabah setia BNI yang telah lama memanfaatkan banyak produk dan layanan perbankan.

Di kesempatan sama, Gatot Suwondo menjelaskan kerja sama tersebut merupakan komitmen BNI untuk mendukung usaha Perum Perhutani sekaligus mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi hutan dan perkebunan. Peningkatan kerja sama kali ini, lanjutnya, juga sebagai salah satu bentuk komitmen BNI sebagai bank penyedia solusi keuangan total atau bagi nasabah.

Pertama sejak 1734 Lebih lanjut Bambang Sukmananto menjelaskan, pembiayaan kredit oleh perbankan itu merupakan yang pertama kali sejak 1734. Selama ini Perhutani selalu mengandalkan dana internal untuk pengembangan bisnis mereka.

“Sejak Perum Perhutani masih berbentuk perusahaan Belanda pada 1734, baru kali ini melakukan ekspansi agresif melalui kredit perbankan. Selama ini semua investasi dan pengembangan usaha di Perum Perhutani selalu dibiayai sendiri,“ jelasnya.

Di kesempatan sama, Direktur Keuangan Perum Perhutani, ANS Kosasih menjelaskan, nilai total investasi Perum Perhutani pada 2011 mencapai Rp 700 miliar. Sejauh ini, sebesar Rp 350 miliar sudah direalisasikan.

Sisanya Rp 350 miliar akan dipakai untuk membiayai proyek-proyek yang ditandatangani kemarin.

Dia merinci proyek-proyek yang dimaksud adalah penyertaan di PMA industri furnitur berskala global sekitar Rp99 miliar, pendirian pabrik derivatif gondorukem dan terpentin sekitar Rp208 miliar, dan pendirian pabrik plywood sebesar Rp 43 miliar.

“Sekitar 65% dari total investasi Rp 350 miliar dibiayai melalui kredit perbankan dari BNI,“ pungkasnya. (Ant/E-3) gayatri@mediaindonesia.com

MEDIA INDONESIA :: 20 Desember 2011,Hal.19

Share:
[addtoany]