BUMN Andalan Swasembada Pangan

Peran badan usaha milik negara (BUMN) melalui Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) kini menjadi satu-satunya andalan memaksimalkan produksi pangan. Program itu direncanakan untuk mendukung target surplus beras nasional 10 juta ton dalam kurun waktu 2011-2015 dengan pendekatan optimalisasi dalam bentuk intensi?kasi dan ekstensi?kasi lahan.

“Petani menyediakan lahan dan menggarap, sedangkan BUMN melakukan pengawalan dan menyediakan modal pengelolaan lahan, benih, pupuk, dan pestisida,” kata Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN, Megananda Daryono, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, kemarin.

Dengan sistem kerja sama bayar panen, imbuhnya, seluruh kebutuhan sarana produksi dibantu BUMN dalam bentuk pinjaman natura atau inatura setelah panen. Tahun ini GP3K dilaksanakan oleh empat BUMN operator, antara lain PT Sang Hyang Seri (SHS), PT Pertani, PT Pusri Group, dan Perum Perhutani, dengan empat sektor yang meliputi tiga komoditas, yakni padi, jagung, dan kedelai.Direktur Utama SHS Eddy Boediono menuturkan kesulitan dalam penyusunan calon petani calon lahan (by name by address). Hal itu disebabkan sebagian besar petani adalah petani penggarap.“Selain itu, belum seluruh pemerintah daerah memahami program GP3K-BUMN,” tukasnya.

Terkait dengan produksi gula, kontribusi perusahaan BUMN diperkirakan hanya akan mencapai 1,36 juta ton atau 78,42% dari target 1,73 juta ton. Hal tersebut terjadi karena produksi gula masih terganggu anomali iklim, minimnya lahan dan rendahnya produktivitas.

Sementara itu, sejumlah pihak menyatakan lambannya antisipasi kerawanan pangan akibat lemahnya koordinasi dan tumpang-tindih instansi yang mengurus masalah perut ini. Karena itu, perlu adanya lembaga otoritas pangan setingkat menteri yang langsung ber tanggung jawab kepada presiden.

Demikian benang merah pendapat pengamat kebijakan pangan Suroso Natakusuma, Guru Besar Sosial Ekonomi Agroindustri UGM Mochammad Maksum Machfoedz, dan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir dalam sebuah diskusi, kemarin.

Nama Media  : MEDIAINDONESIA
Tanggal          : Selasa, 22 November 2011, Hal 18
Penulis            : GA
TONE               : POSITIVE

Share:
[addtoany]