JATIMPOS.COM (19/1/2018) | Bupati Bondowoso Amin Said Husni yang dijuluki Presiden Bondowoso Republik Kopi (BRK) ingin menjadikan Bondowoso dikenal luas sebagai kabupaten penghasil kopi specialty terbaik dunia. Sebab, kopi arabika yang dihasilkan masyarakat yang berada di kawasan hutan di Sumberwringin, Sukosari, Ijen memang menghasilkan kopi kelas dunia yang dirintis sejak 2011.
Oleh sebab itu, dengan dukungan Bank Jatim Bondowoso, bupati mengundang para kelompok tani arabika Bondowoso dan para pemilik kedai kopi bersama Puslitkoka Jember, Perhutani Bondowoso, serta para kepala SKPD, untuk mengoptimalkan produksi kopi dan peningkatan kualitas kopi dalam acara Silaturahmi Bupati Bersama Pegiat Kopi Kabupaten Bondowoso 2018 di pendapa, Rabu kemarin (17/1).
Dalam acara itu, bupati mengatakan telah membentuk BUMD Kopi yang merupakan pintu gerbang pasar perkopian Bondowoso. “Saya telah mendirikan BUMD Kopi di Bondowoso. Ini bertujuan untuk meraih profit dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Amin kepada para petani kopi. Oleh sebab itu, bupati meminta para petani kopi di Bondowoso untuk selalu menjaga citra dan kualitas kopi yang dihasilkan. ”Tentunya, saat memanen atau memetik buah kopi, dalam kondisi buah berwarna merah bukan warna hijau,” ujarnya.
Apalagi, sejak 2011, bupati yang bekerja sama dengan Puslitkoka, Bank Jatim, Bank Indonesia, Perhutani, telah membina petani kopi di Bondowoso. ”Sehingga, petani kopi di Bondowoso semakin berdaya dan mampu melayani permintaan kopi specialty ke Eropa,” katanya. Bahkan saat ini, para pemilik kedai atau warung kopi yang banyak berdiri di Bondowoso, ikut membeli kopi petani Bondowoso. ”Oleh sebab itu, saya ingin ada tata kelola perkopian dari hulu ke hilir yang sudah dibuat perbup-nya bahkan nanti akan dibuat perda,” terangnya.
Bupati menambahkan agar setiap petani yang memproduksi kopi memberi label atau merek Bondowoso. Sehingga, nama Bondowoso menjadi terkenal tidak hanya di tingkat nasional juga di tingkat dunia. Apalagi, saat ini, banyak petani atau kelompok tani dari Gayo Aceh dan Toraja Sulawesi yang ingin belajar perkopian di Bondowoso. “Oleh sebab itu, saya mengingatkan petani kopi Bondowoso untuk menjaga citra dan kualitas kopi Bondowoso terbaik. Dan, Bondowoso Republik Kopi benar-benar dikenal luas seantero dunia,” katanya. Bupati juga mengapresiasi berdirinya kampung kopi Pelita Bondowoso. ”Saya ingin kawasan kampung Kopi Pelita menjadi seperti Malioboro Jogja. Menjadi jujugan turis lokal dan asing untuk minum kopi,” katanya.
Bupati juga mengapresiasi peran Bank Jatim yang ikut memberi kredit kepada para petani kopi sehingga petani kopi semakin berdaya. Juga, bupati mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang menyediakan lahannya untuk ditanami kopi. ”Hanya ada di Bondowoso, semua ikut andil dalam perkopian ini. Mulai dari pemkab, petani, bank Jatim, Puslitkoka, dan Perhutani, ikut membesarkan perkopian di Bondowoso,” katanya.
Sementara itu, Pemimpin Bank Jatim Suwoto mengatakan pihaknya sejak 2011 memberikan bantuan kredit ke para petani kopi. Dan, para petani kopi bisa mengembangkan usahanya dengan optimal. ”Mereka juga lancar saat membayar hutang kredit ke Bank Jatim,” katanya.
Sumber : jawapos.com
Tanggal : 19 Januari 2018