SURABAYA, PERHUTANI (12/5) | Perum Perhutani Bondowoso menggelar Ruwat Hutan Nusantara di Alun-Alun Situbondo dengan menghadirkan budayawan kondang Emha Ainun Najib dengan pagelaran Kiai Kanjengnya. “Kegiatan ini dalam rangka membangun komunikasi yang harmonis dengan masyarakat, khususnya warga situbondo paska kasus Asyani yang terjadi beberapa waktu lalu,” demikian disampaikan Adi Winarno Administratur Bondowoso.
Budayawan Kondang ini menganalogikan jika dalam dunia medis ruwat bisa dimaknai destoxifikasi pada tingkatan yang tinggi yaitu merupakan peristiwa pembersihan, atau cara menetralisir suatu keadaan dari zat-zat beracun, kata Emha Ainun Najib yang akrab disapa Cak Nun ini. Cak Nun mengajak mereka yang hadir ikut berdialog interaktif, hingga penonton betah berlama-lama tak beranjak dari tempat duduknya.
Masyarakat sangat antusias mendengarkan orasi Emha Ainun Najib, dan dialog menjadi menarik manakala Cak Nun mengangkat isu-isu sosial terkini yang tengah hangat menjadi perbincangan. Hutan bagi Cak Nun begitu penting bagi kehidupan hingga ia mengatakan,”Barang siapa yang menghilangkan hutan di muka bumi berarti dia ikut serta dalam menghancurkan peradapan di dunia, oleh karena itu mari kita bantu Perhutani, karena hutan merupakan paru-parunya dunia dan melindungi kita dari banjir,”jelasnya.
Direktur Perencanaan Sumber Daya Hutan (PSDH), Heru Siswanto sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Bupati Situbondo yang sangat perhatian terhadap kelestarian lingkungan. Pada bagian lain ia menjelaskan, bahwa Perum Perhutani telah berbuat maksimal dalan rangka program menghijaukan lingkungan yang berada di Pulau Jawa dan Madura. Tidak kurang dari luasan lahan sekitar 2,4 juta hektar yang dikelola Perum Perhutani 50 ribu hektar di antaranya tiap tahunnya telah ditanami bibit pohon sebanyak 100 juta batang. Mustahil kegiatan semacam ini dapat terlaksana dengan baik tanpa ada dukungan, peranserta masyarakat, Heru juga berpesan agar semua pihak ikut terlibat dalam rangka menciptakan kelestarian lingkungan,”pungkasnya.
Senada dengan itu Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengungkapkan ketergantungan masyarakatnya terhadap hutan begitu besar, oleh sebab itu menurutnya, kewajiban menjaga hutan bukan hanya dari Perhutani saja melainkan kewajiban kita semua. Karena Situbondo secara geografis merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana banjir. Wilayah ini seringkali dilanda banjir, siklus 4 tahunan banjir bandang misalnya.
Acara tersebut juga dimeriahkan atraksi menarik dari Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (NU) Pagar Nusa dengan menampilkan atraksinya yang bagi sebagian orang lumayan berbahaya. Selain dihadiri masyarakat Situbondo kegiatan tersebut dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Situbondo, kalangan Ulama NU, Bupati situbondo Dadang Wigiarto, Direktur PSDH Heru Siswanto, Kadivre Jatim Andi Purwadi, sejumlah Kepala Biro teknis, Administratur Rayon 4 & 5, anggota perkumpulan Pagar Nusa Situbondo, serta Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). (Kom-PHT/Divre Jatim/Patuh Afandi)
Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015