Okezone.com, PURWOKERTO – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan masyarakat Papua harus rela merogoh Rp8.000 untuk mendapatkan satu kilogram sagu. Padahal sagu adalah makanan khas yang sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Papua.
Namun, Dahlan menyebutkan, sejak masuk ke dalam masa orde orde baru, pemerintah memliki program nasiasi yang mau tidak mau mampu merubah kebiasaan masyarakat Papua dari mengkonsumsi sagu menjadi mengkonsumsi nasi.
“Dulu orang Papua makan sagu, sejak orde baru ada program nasiasi mereka tidak makan sagu lagi,” ucap Dahlan saat menjadi pembicara di Universitas Soedirman, Purwokerto, Jumat (23/8/2013).
Saat ini, lanjut Dahlan, dirinya menyayangkan perubahan kebiasaan yang terjadi di Papua. Selain itu, tanah Papua yang banyak menyediakan pohon sagu pun tidak membuat kebiasaan masyarakat Papua bertahan, karena masyarakat Papua yang ingin mengkonsumsi sagu harus membeli tepung sagu yang berasal dari Pulau Jawa.
“Sekarang kalau saya ke Papua makan bubur sagu, saya tanya sagunya dari mana ternyata dari Jawa yang perkilonya 8 ribu, padahal di Papua sagunya berjuta-juta,” tambahnya.
Melihat kondisi seperti itu, Mantan Dirut PLN ini akan mendorong masyarakat Papua untuk tetap mengkonsumsi sagu, salah satu cara yang akan ditempuh Dahlan, yakni dengan meminta kepada Perum Perhutani untuk membangun pabrik sagu pertama di Papua yang direncanakan akan dibangun di daerah Sorong. Sebab, menurut dia sagu memiliki nilai gizi yang tidak jauh berbeda dengan nasi sebagai bahan pokok.
“Perhutani akan bangun pabrik tepung sagu di Indonesia itu di Sorong Selatan. Ini pabrik pertama, agar orang Papua mau kembali memakan sagu nantinya karena gizinya tidak kurang,” pungkasnya. (wan) (wdi)
Jurnalis : Hendra Kusuma
Okezone.com | 24 Agustus 2013 | 07:20