Dahlan Iskan Tanam Porang Massal di Hutan Perhutani

Blora (27/4)– Sabtu pagi, suasana hutan jati di Mrico Kecut yang menghubungkan Blora dan Cepu dipadati hampir seribuan petani desa. Mereka datang berbondong-bondong untuk menanam porang di Petak hutan 7087D, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cabak, Bagian Kesatuan Pemangkuan hutan (BKPH) Cabak, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Perhutani Unit I Jawa Tengah. Hari itu, mereka akan melakukan penanaman massal porang bersama Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, didampingi oleh Bupati Blora Djoko Nugroho. Tanpa basa basi, Dahlan Iskan menyampaikan salam kepada para petani yang telah menunggu selama satu jam. Setelah memberi aba-aba dengan hitungan mundur yang dimulai dari angka tujuh, Menteri BUMN itu memukul gong dan mengajak seluruh petani yang hadir serentak menanam porang. Penanaman massal perdana seluas 16,2 Ha tersebut akan dilanjutkan dengan penanaman lanjutan hinggan mencapai luasan 1200 Ha di wilayah Kabulaten Blora.

Dalam sambutannya, Dahlan Iskan terkesan akan kesigapan Perhutani merealisasikan penanaman porang di Blora yang rencananya baru September nanti bisa lebih cepat. Dua bulan lalu saat Dahlan memimpin rapat tentang Porang di Randublatung, meminta Perhutani untuk mengekplorasi tanaman yang baik dan menguntungkan sebagai tanaman sela, pilihannya adalah jarak, empon-empon, jagung dan porang. Akhirnya dipilih Porang karena pasarnya sudah ada yakni Jepang dan China. Dahlan kembali mengingat semasa dirinya menjadi wartawan saat melakukan liputan tanaman porang di Nganjuk, sampai sekarang porang tersebut masih ada, petani yang dulunya diwawancarai, sekarang beralih menjadi pengusaha sukses. Untuk itu, Dahlan berharap petani porang di Blora segera mengikuti jejak kesuksesan petani di Nganjuk.

Porang baru bisa dipanen setelah 2 (dua) tahun ditanam, untuk itu nantinya petani akan mendapat upah bulanan selain sharing yang diterima dari Perhutani. Hal ini untuk mendorong minat petani porang bekerja. Upah nantinya berkisar Rp 700.000,- per bulan per orang. Ketua kelompok porang adalah karyawan Perhutani terutama mandor-mandor lapangan. Tujuannya agar karyawan Perhutani juga dapat merasakan sejahtera. Saat ini sudah ada 120 ketua kelompok, artinya ada 1200 an anggota. Dahlan berharap pada tahun 2015 akan menjadi 10.000 kelompok tani porang sehingga 100.000 orang menanam porang. Bukan hal yang mustahil Blora akan menjadi penghasil porang terbesar di dunia.

Seorang anggota kelompok bernama Gusnan saat ditanya Dahlan Iskan menuturkan bahwa dia pernah menanam porang 1 ha namun bibit lama di kantong sehingga membusuk pada akhirnya gagal ditanam. Sebelumnya, Hadi petani porang juga mengeluhkan cara menanam porang yang kurang benar karena pernah membelah porang sebelum ditanam mengakibatkan porang tidak tumbuh. Pengakuan polos Hadi ini membuat Dahlan Iskan tertawa dan mengatakan “Porang dibelah ya langsung digoreng, tapi jangan dilakukan karena membuat kulit gatal” gurau Menteri BUMN ditengah diskusi dengan petani.

Dalam sambutannya Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan bahwa Perhutani akan mendirikan pabrik porang di Blora pada tahun 2014 dengan kapasitas 30.000 ton per hari, mengingat tingginya permintaan porang dari dalam dan luar negeri, serta bertepatan panen porang perdana yang diperkirakan pada tahun 2015. Saat ini Perhutani sudah memiliki pabrik porang di Pare Kediri dengan kapasitas masih 500 ton per hari. “Dalam pengembangan tanaman dan industri porang, masyarakat memang terlibat langsung pada proses hulu, sementara Perhutani pada proses hilir atau industrialisasinya,”

Sementara itu , Djoko Nugroho Bupati Blora menyambut baik rencana pendirian pabrik porang mengingat di Blora tak satupun pabrik berdiri di kota dengan julukan kota sate ini. Apalagi 49% wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan Perum Perhutani maka sudah sesuai apabila pabrik pengolahan porang ada di sekitar Blora.

Selain menanam porang, Dahlan menyempatkan panen empon-empon seperti temu lawak dan kencur putih yang ditanam masyarakat dengan sistem tumpangsari di hutan Perhutani. Hasil empon-empon inilah yang diperjuangkan Menteri BUMN hingga Dahlan Iskan bersedia menjadi bintang iklan produk jamu Sido Muncul. Tentu saja pak Menteri berharap agar empon-empon dibeli dengan harga wajar oleh perusahaan tersebut. (Humas-Pht)

Share:
[addtoany]