Dari Kebun Stroberi Hingga Area Kemah Ada di Desa Lereng Gunung Slamet Ini

MERDEKA.COM (30/10/2017) | Desa Serang, Kecamatan Karangreja merupakan salah satu desa wisata yang sedang naik daun di Purbalingga. Desa di lereng timur Gunung Slamet ini, selama ini dikenal sebagai penghasil buah stroberi yang manis.

Tak hanya memetik stroberi, beragam aktivitas wisata juga bisa dilakukan di daerah dengan ketinggian 650-1.300 meter di atas permukaan laut ini. Mulai dari bersantai, berfoto, hingga petualangan seru di wahana yang tersedia.

Pegiat Serang Adventure, Purwoko menuturkan, lebih dari lima tahun silam, desa ini hanya dikenal sebagai sentra stroberi. Lebih dari empat ratus petani menggarap lahan seluas 45,525 hektar dengan produksi mencapai 1-3 ton per hari.

“Sejak tiga tahun belakangan, justru dikenal sebagai destinasi wisata. Tahun 2016 lalu Pendapatan Asli Desa dari sektor wisata mencapai Rp 1,2 miliar,” katanya, Minggu (29/10).

Sebagai pilihan, ujar Purwoko, ada tiga spot menarik yang bisa dikunjungi saat sore hari yaitu, areal “Pinesan”, Rest Area “Lembah Asri” dan “Serang Adventure Highland”.

Area hutan pinus “Pinesan” dan Serang Adventure Highland berada di tanah milik Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur. Namun, aktivitas di dalamnya digarap oleh pegiat desa wisata setempat. Sedangkan Rest Area, dikelola oleh Pemdes Serang.

“Kalau cuaca sedang cerah, senja di “Pinesan” sangat eksotis. Di sini disediakan beberapa bangku taman dari potongan kayu untuk menikmati pemandangan. Jadi bisa menyeruput kopi sambil menikmati langit yang mulai memerah,” jelasnya.

Apabila belum merasa puas, wisatawan juga bisa menjajal sejumlah wahana permainan di Serang Highland. Untuk yang gemar swafoto, pengelola menyediakan selfie deck berlatar Bukit Njelir dan taman bunga.

Bagi penggemar berkemah atau ingin melakukan aktivitas outbond training, di tempat ini juga disediakan area berkemah. Untuk permainannya terdapat outdoor billiard. Khusus bagi wisatawan yang ingin menguji adrenalin bisa mencoba wahana giant swing. Sensasi berayun di seutas tali setinggi 25 meter benar-benar mampu membuat perut mengencang seketika.

“Di Rest Area Lembah Asri banyak jajanan mulai dari mendoan hangat hingga bakso tersedia di warung-warung. Ada juga spot-spot selfie di sekitar rest area,” ujarnya.

Petualangan belum berakhir. Ketika sinar matahari belum terlihat, pemandu wisata akan diajak mendaki Bukit Njelir, menyusuri hutan pinus yang masih tertutup kabut. Dari atas bukit ini, puncak Gunung Slamet terlihat sangat jelas. Sementara di bagian timur, matahari menyapa perlahan hingga hangatnya mulai terasa.

Untuk menuju desa ini ada dua jalur pilihan. Bila dimulai dari Kota Purbalingga, wisatawan yang ingin berkunjung bisa naik bus umum atau angkutan kota menuju ke pertigaan Serayu Larangan di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyewa kendaraan mobil bak terbuka atau ‘kol coak’.

Selain itu, ada pula kendaraan pribadi trayek Selaganggeng-Serang yang disewakan dengan tarif Rp 10.000. Bila datang dari arah Pemalang, pengunjung dapat mengambil jalur Belik-Pratin-Serang.

Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, setiap tahun, warga menggelar Festival Gunung Slamet pada bulan Sura. Gelaran dengan ikon mengambil air dari Tuk Sikopyah ini selalu ramai pengunjung.

“Event ini media kami untuk mengenalkan potensi wisata dan budaya di Serang,” kata dia

Sumber : merdeka.com

Tanggal : 30 Oktober 2017