Digandeng Perhutani, Ini Pengakuan Petani Kopi di Bondowoso

SUARAPUBLIKNEWS.NET, BONDOWOSO (14/10/2016) | Di wilayah Kabupaten Bondowoso, ada sekitar 60 Kecamatan yang mendapatkan bantuan dari hasil kerjasama antara Perhutani dan Pemkab Bondowoso, terkait peningkatan pengolahan produk kopi dengan istilah pengolahan hilir.
Dan setiap wilayah kecamatan, Perhutani memberikan lahan hutan lindung seluas 14 ribu hektar, untuk ditanami kopi dengan sistem bagi hasil 70% untuk petani dan 30% untuk Perhutani.
Kedepan, Perhutani juga berencana akan terus memperluas lahan untuk tanaman kopi, namun dengan tetap mengindahkan aturan terkait kelestarian hutan lindung, karena menyangkut sirkulasi udara dan keberadaan hutan di wilayah Bondowoso dan sekitarnya.
Khusnul, istri petani kopi anggota kelompok ”Tani Maju” desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, mengaku jika saat ini ekonomi keluarganya meningkat dengan tajam sejak menjadi binaan Pemkab Bondowoso dan Perhutani. Karena disamping mendapatkan lahan garapan, dia juga mendapatkan sejumlah pelatihan dan peralatan pengolahan kopi dalam bentuk hibah.
“Kami memang berawal dari petani kopi asalan sejak tahun 80-an, yang sistem petik dan olahannya tradisional, tetapi setelah tahun 2011 kami dibina oleh tujuh pihak, sehingga ekonomi keluarga kami terus membaik, karena harga kopi mulai naik,” ucap perempuan yang ternyata berprofesi sebagai Bidan dan berstatus PNS ini.
Pendapatan kami, lanjut Khusnul, memang bertambah sangat signifikan, karena sudah banyak investor yang masuk, seperti Caffe Rolag di Surabaya itu mengambil bahan baku kopi dari kami, imbasnya harga kopi bisa bersaing,
“Semua ada 17 kelompok, anggotanya 25, dan masing-masing mendapatkan bantuan alat pengolahan dari APBD Pemkab Bondowoso, dan hasil produksi terus meningkat berkat penambahan luas lahan kebun yang diberikan Perhutani,” tandasnya.
Untuk itu, kepada pemerintah Khusnul meminta agar kembali diberikan beberapa pelatihan penunjang, agar hasil akhir produksi bisa lebih baik, bahkan berkualitas ekspor. “Kami masih butuh pelatihan packaging dan pengolahan rosting dari pemerintah,” pintanya.
Menanggapi permintaan warganya, Supardi Camat Sumberwringin Kabupaten Bondowoso mengatakan, bahwa pemberdayaan petani kopi yang dilakukan Perhutani dan Pemkab bertujuan untuk membantu sekaligus mengubah ekonomi masyarakatnya.
“Target kami untuk mngentas kemiskinian di wilayah masyarakat hutan, dan hasil sudah mulai tampak berkat kerjasama yang baik antara pemkab dan Perhutani, karena sebagian hutan lindung bisa dimanfaatkan oleh petani kopi dengan catatan tidak merusak,” tegasnya.
Masih Supardi, Luas lahan di wilayah kami sekarang 14 ribu hektar, harapan kami kepada Perhutani, area itu bisa diperluas sampai 25 ribu hektar, agar hasil produksi bisa tambah meningkat, masalahnya seluruh petani kopi itu statusnya hanya penggarap lahan, bukan sekaligus pemilik lahan.
“Pemberdayaan petani kopi diwilayah kami ini juga sekaligus bisa mengendalilan urban culture, karena dahulu, hampir mayoritas masyarakat disini bekerja ke luar kota, dampaknya juga fatal, karena mereka yang kembali ke desa justru menjadi pembawa penyakit yang mematikan yakni HIV/AIDS,” pungkasnya.
 
Tanggal : 14 Oktober 2016
Sumber : suarapubliknews.net

Share:
[addtoany]