JAKARTA, PERHUTANI (12/4/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna dan CEO Korea Western Power (KWP) Mr. Jung Ha Hwang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pembangunan Power Plant berbasis biomassa untuk Pabrik Sagu Perum Perhutani, Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat di Seoul Korea Selatan Jum’at (7/4) beberapa waktu lalu.
Denaldy menyatakan bahwa dengan kerjasama tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha yang akan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet, artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun.
“Pengembangan biomassa power plant penting disiapkan sejak awal mengingat trend konsumsi energi dunia ke depan lebih mengarah pada sumber-sumber pemanfaatan biomassa seperti limbah pohon. Perhutani memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi biomass ini dari kawasan hutannya termasuk dari limbah pabrik sagu di Papua Barat yang bisa dimanfaatkan”, ungkap Denaldy.
Kerjasama berawal dari program G to G antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tahun 2007 untuk pengelolaan hutan seluas 500 ribu hektar. Pada tahun 2009 Perhutani menindaklanjuti kerjasama penanaman tanaman fast growing species (FGS) jenis sengon, Acacia mangium, Gmelinia arborea seluas 7.424,19 Ha dengan perusahaan Korean Indonesia Forestry Centre (KIFC) anak usaha National Foresty Cooperatives Federation (NFCF) dan kerjasama dengan Korean Forestry Promotion Institute (KoFPI) tahun 2013 untuk penanaman gliericide 1500 Ha di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.
Selama kunjungannya di Korea Selatan Direktur Utama Perhutani juga bertemu dengan pimpinan KoFPI dan Korea East West Power (KEWP) membahas rencana MoU lanjutan tentang perluasan kerjasama penanaman biomassa dari semula 2.000 Ha menjadi 10 ribu Ha disertai industri pengolahannya.
KEWP akan membantu pembangunan mini power plant sebagai percontohan manfaat biomassa dari hutan untuk energi, yang akan dipusatkan di lokasi ekowisata Sentul. Sedangkan KoFPI bersama Perhutani akan menyiapkan Feasibility Study Proyek Biomassa-nya.
Beberapa investor Korea Selatan lainnya juga berminat untuk kerjasama Proyek Biomassa Perhutani Group.
“Kita merencanakan areal untuk biomassa seluas 200.000 Ha. Pihak yang berminat dan telah membahasnya dengan Perhutani adalah Hyundai Corp, Aju Corp, GS EPS, UC Plant, dan Korbi,” demikian pesan Denaldy dari Seoul Korea Selatan. (Kom-PHT/PR/2017-IV-13)