JAKARTA, PERHUTANI, (2/7) | Maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme berdampak pada distribusi kemiskinan dan bukan distribusi kesejahteraan bagi rakyat. Demikian disampaikan Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar pada acara buka puasa bersama pada acara Tarawih Keliling di Gedung Rimba Graha, Semarang. Kamis.
Turut hadir anggota Dewan Pengawas, bersama karyawan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dengan penceramah Ustad Usep Badruzzaman.
Mustoha Iskandar menyampaikan bahwa puasa itu adalah ibadah rahasia antara seseorang dengan Allah.
“Puasa itu untuk-Ku, yang membalas adalah Aku. Itu kata Allah. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri, akan tetapi seluruh badan kita mulai dari tangan, kaki mata, telinga, juga menahan diri dari perbuatan dosa termasuk misalnya “ngentit” uang kerja. Bila kenyataannya korupsi masih terjadi dimana-mana, berarti puasa kita gagal. Karena kita tidak mampu mengubah perilaku. Demikian pula apabila kita mengelola hutan dengan cara-cara yang tidak diridhoi Allah maka tinggal menunggu kehancurannya saja. Maka junjung nilai kejujuran dan kebenaran”, jelasnya.Pada acara tarling kali ini Mustoha didampingi Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, SR Slamet Wibowo menyerahkan bantuan kepada Panti Asuhan Rimba Bhakti Semarang sebesar Rp. 3 Juta (Kom-PHT/Kanpus)
Copyright ©2015