Jakarta (ANTARA News) – Dua pasang Owa Jawa (Hylobates moloch) akan kembalikan ke habitat alaminya (lepasliarkan) di gunung Puntang kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar Kabupaten Bandung pada Jumat 24 April 2015.
“Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Yayasan Owa Jawa bekerja sama dengan Perum Perhutani akan melepasliarkan Owa Jawa untuk ke tiga kalinya ke habitat alami mereka,” kata Sekjen KLHK Hadi Daryanto di Jakarta, Selasa.
Hadi mengatakan, saat ini populasi Owa Jawa mencapai sekitar 5.000 ekor yang tersisa di Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun Salak dan sedikit di sekitar Jawa bagian barat.
Owa Jawa yang akan dilepasliarkan itu adalah pasangan bernama Robin dan Moni serta pasangan Moli dan Nancy. Sebelumnya pasangan Owa Jawa tersebut dipelihara masyarakat.
Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani mengatakan, kedua pasangan satwa endemik Jawa itu telah menjalani proses rehabilitasi selama 7-11 tahun di Javan Gibbon Center (JGC) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
“Proses rehabilitasi itu bukan hanya untuk memastikan mereka sehat tapi juga agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya nanti setelah mereka dilepasliarkan,” kata Noviar.
Habitat alami Owa Jawa berupa hutan lebat dengan pohon-pohon yang memiliki biji-bijian. Owa Jawa juga hidup monogami sehingga populasinya juga sangat kecil yaitu dalam setiap kelompok maksimal hanya terdiri dari enam individu.
Noviar mengatakan, kelestarian Owa Jawa terancam perburuan liar dan kerusakan habitatnya sehingga jika Owa Jawa mampu hidup di suatu tempat maka mengindikasikan hutan tersebut kondisinya baik.
“Owa Jawa ini hidup di pohon sehingga habitatnya harus hutan dengan kondisi pohon yang baik,” kata Noviar seraya menambahkan kondisi Hutan Lindung Gunung Malabar yang merupakan hutan konservasi yang dikelola Perhutani cukup baik untuk pelepasliaran satwa tersebut.
Dia mengatakan, setelah dilakukan pelepasliaran, dibentuk dua tim yang akan memonitor kegiatan Owa Jawa serta memastikan mereka tidak diburu lagi.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, dengan konservasi Owa Jawa ini merupakan upaya untuk mempertahankan kualitas kawasan hutan lindung Perum Perhutani.
Mustoha mengatakan, sebelumnya pada 15 Juni 2013 juga telah dilakukan pelepasliaran sepasang Owa Jawa bernama Kiki dan Sadewa serta satu keluarga Owa Jawa yaitu pasangan Bombom dan Jowo dan dua anak mereka Yani dan Yudi pada 27 Maret 2014.
“Kondisi Owa ynag sudah dilepasliarkan saat ini sudah semakin menunjukkan kemampuan beradaptasi yang sangat baik,” kata Mustoha.
Editor: AA Ariwibowo
Sumber : antaranews.com
Tanggal : 21 April 2015