YOGYA (KB) – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyebutkan terdapat 630 ribu hektare kawasan hutan di Jawa Tengah yang sejatinya potensial dimanfaatkan untuk lahan pertanian terpadu dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Kawasan hutan ini perlu dimanfaatkan se-baik-baiknya karena stok pangan, energi, kayu makin berkurang.
“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap mendukung lahan pertanian terpadu dengan dana dan infrastruktur, silakan perguruan tinggi memikirkan. Sebelumnya telah digelontorkan dana Rp 750juta untuk pengadaan bibit padi gogo untuk ditanam di daerah kesatuan pemangku hutan di Blora, Kendal, Banyumas, Grobogan, Boyolali dan Rembang,” kata Ganjar dalam workshop, Jumat (l6/1)
Workshop ‘Rencana Aksi Pelaksanaan Intergrated Farming System di Kawasan Hutan’ di Ruang Multimedia Gedung Pusat UGM, Bulaksumur tersebut menghadirkan akademisi dan praktisi. Di antaranya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Prof Dr San Airi Awang, Tim Kedaulatan Pangan UGM Prof Dr Mohammad Nai’iem dan dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian.
Rektor UGM Prof h Dwikorita Kamawati MSc PhD mengatakan, UGM merintis pengembangan sistem pertanian terpadu (in-tegrated farming system) lewat pemanfaatan areal hutan di bawah tegakan hutan. Bahkan Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Perhutani mendukung program pembukaan lahan hutan untuk ketersediaan pangan dan tebu seluas satu juta hektare
Sumber : Kedaulatan Rakyat
Tanggal : 17 Januari 2015