Golden Bridge Hadir di Banyumas Timur

GATRA.COM (15/12/2019) | Hutan Pinus Limpakuwus menghadirkan wahana baru bernama “Golden Bridge”. Jembatan gantung berhias lampu kuning keemasan ini menjadi andalan baru destinasi wisata yang dikelola oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.

Administratur KPH Banyumas Timur, Didiet Widhy Hidayat mengatakan, peluncuran daya tarik baru ini bertepatan dengan peringatan satu tahun dibukanya hutan wisata tersebut. Selain itu, jembatan gantung ini akan menjadi pilihan bagi wisatawan saat berkunjung ke kawasan Baturraden.

“Sekarang ini tahap pertama (panjangnya) 60 meter. Nanti masih diperpanjang lagi,” kata Didiet, di sela peluncuran wahana, Sabtu (14/12) malam.

Dia mengatakan, saat dibuka perdana pada ulang tahun pertama kali ini, jembatan gantung yang menghubungkan beberapa pohon tersebut memiliki panjang 60 meter dan ketinggian kurang lebih 6 meter. Pihaknya berencana menambah panjang jembatan yang menggunakan tali tersebut.

Jembatan tersebut, mirip dengan jembatan lampu di destinasi wisata Orchid Forest Cikole, Bandung. Spot instagrammable ini tentu sangat diminati oleh kaum milenial yang gemar berfoto.

“Jadi nanti pengunjung yang datang tidak hanya sekadar berjalan-jalan, selfie tapi juga bisa menikmati suasana malam di Hutan Pinus Limpakuwus dan beragam aktivitas lainnya,” imbuhnya.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wisata Hutan Pinus Limpakuwus, Eko Purnomo mengatakan, tiket masuk Hutan Pinus Limpakuwus turut mengubah jadwal operasional destinasi wisata tersebut. Saat ini, pengelola membuka mulai dari pukul 08.00-21.00.

“Untuk tiket pagi jam 08.00 sampai 16.00, Rp10.000. Malam sampai pukul 21.00, Rp15.000,” ujarnya.

Dia menuturkan, kawasan tersebut dikelola pemuda dan warga Desa Limpakuwus bekerja sama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur melakukan kerja sama untuk mengembangkan hutan pinus tersebut. Pada lahan 10 hektare milik Perhutani, dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ardi Rahayu, Desa Limpakuwus. Pepohonan pinus yang ada di lokasi setempat sudah berusia lebih dari 30 tahun.

“Setelah melakukan kerja sama, kami mulai mengembangkan hutan pinus Limpakuwus dan infrastrukturnya dan dibuka 15 Desember 2018 lalu. Pengunjungnya cukup banyak, terutama kalau akhir pekan dan musim liburan,” katanya.

Eko mengatakan dalam beberapa bulan terakhir jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan. Mereka kenal hutan pinus Limpakuwus dari berbagai informasi terutama media sosial. Sebab, kalau orang yang datang ke hutan setempat pasti akan berswafoto dan mengunggahnya di media sosial.

Sumber : Gatra.com

Tanggal : 15 Desember 2019