TRIBUNNEWS.COM (09/08/2018) | Sebanyak 34 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepakat patungan untuk membantu PLN membiayai penyambungan listrik rumah tangga tidak mampu di kawasan Jawa Barat Bagian selatan dan Banten.
Total dana yang terkumpul dari 35 BUMN tersebut mencapai Rp 360 miliar. Rinciannya Rp 180 miliar dari kantong PLN dan Rp 180 miliar dari BUMN lain.
Selanjutnya, dana tersebut akan digunakan menyambungkan aliran listrik sebesar 450 VA pada setiap rumah tangga.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) lah yang nantinya akan menentukan rumah tangga yang layak dipasangkan aliran listrik.
Program ini ditargetkan mampu menembus hingga 103 ribu rumah tangga pada 28 Oktober 2018, dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 56,9 Miliar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menyebutkan ternyata masih banyak rumah tangga di Jawa Barat yang menarik listrik dari rumah tetangga.
Bahkan masih ada juga yang menggunakan lampu teplok untuk penerangan padahal biaya untuk pembelian minyak tanah dinilai lebih mahal daripada membayar listik.
“Banyak yang nebeng ke rumah ke rumah tetangga. Padahal kalau ini diselesaikan mereka bisa punya listrik sendiri-sendiri. Yang pakai lampu teplok juga biaya lebih mahal daripada yang pakai listrik,” ungkap Rini di kantor BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2018).
Menteri ESDM Ignasius Jonan di kesempatan yang sama mendukung adanya sinergi BUMN tersebut karena mahalnya biaya pemasangan senilai Rp 900 ribu hingga Rp 1,1 juta untuk masyarakat yang kurang mampu.
“Memang ini perlu untuk saudara-saudara kita dibantu. Kalau bulanan saya yakin mampu tapi kalau pasang yang berat. Ini partisipasi yang luar biasa,” kata Jonan.
Adapun program patungan tersebut dilaksanakan berdasarkan Surat Kementerian BUMN No. S-114/S.MBU/07/2018, tanggal 13 Juli 2018, perihal Program Elektrifikasi Jawa Barat Bagian Selatan dan Banten.
Masing-masing BUMN akan menetapkan sendiri besaran yang akan diberikan untuk peningkatan elektrifikasi tersebut.
34 BUMN yang ikut menyumbang tersebut adalah Telkom, BRI, Pertamina, Bank Mandiri, BNI, Angkasa Pura II, Pelindo III, BTN, Pupuk Indonesia, Wijaya Karya, PT PP, PGN, Waskita Karya, Pegadaian, PTPN III, Antam, Jasa Marga.
Selanjutnya ada Jasa Raharja, Taspen, Airnav, Askrindo, Jasindo, ASDP Indonesia, Perum Bulog, Jamkrindo, Biofarma, Semen Indonesia, Hutama Karya, Kereta Api Indonesia, Dahana, Perhutani, Pindad, Pos Indonesia dan Jiwasraya.
Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 9 Agustus 2018