Kementerian BUMN optimistis pembentukan induk usaha (holding) BUMN perkebunan dan kehutanan tuntas dalam kuartal II/2012.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan seluruh proses pembentukan holding itu telah tuntas di tingkat Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, dan Sekretariat Negara. Saat ini pihaknya tinggal menunggu tanda tangan Presiden.
“Holding perkebunan sudah selesai prosesnya di Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kemenko, dan Sesneg. Tinggal proses terakhir meminta tanda tangan Presiden. Sama seperti Holding kehutanan. Saya optimistis bisa di kuartal ini selesai,” ujarnya, kemarin.
Holding BUMN perkebunan akan terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Ada pun holding BUMN kehutanan akan membawahi PT Inhutani I-V dan Perum Perhutani.
Rencana holding ini terus mundur dari jadwal yang sudah ditargetkan. Sebelum nya Dahlan menargetkan holding perkebunan akan tuntas pada 11 Januari 2012 dan holding kehutanan pada 26 Februari 2012.
Setelah hampir tuntas holding BUMN perkebunan dan kehutanan, Dahlan mengatakan pihaknya sedang memperdalam kajian untuk holding BUMN farmasi. Sebelumnya, Dahlan juga telah mematok target holding farmasi tuntas pada Juni 2012.
“Setelah holding kebun dan hutan selesai, sekarang sedang meneruskan rencana holding farmasi. Kalau PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan Biofarma bisa jadi satu holding, penanganan obat-obatan di Indonesia akan semakin baik. Hal ini masih dikaji terus di tingkat deputi kami,” ungkapnya.
Disinggung soal rencana pelepasan saham perdana (initial public offering/IPO) BUMN, Dahlan mengatakan masih fokus pada rencana yang sudah ada dulu, yakni IPO Semen Baturaja, menyusul IPO Pegadaian.
Adapun rencana IPO PTPN VII yang sering disebut-sebut untuk IPO pada tahun ini, masih tetap menunggu tuntasnya proses holding.“IPO PTPN VII nanti dulu dibahasnya. Yang penting tuntaskan holding saja dulu,” ujar Menteri BUMN itu.
Selain Baturaja, kementerian itu juga sudah memberi kesempatan Perum Pegadaian untuk IPO, asal memenuhi syarat. Salah satunya mampu berkomitmen untuk tidak menaikkan suku bunga dan menjaga kepentingan nasabah golongan tidak mampu. “Biarkan mereka bahas dan kasih pandangan soal itu,” ujarnya.
BISNIS INDONESIA :: 17 April 2012, Hal. i2