TIMESINDONESIA.CO.ID (19/9/2020) | Untuk menjaga areal hutan agar tetap produktif, Perum Perhutani KPH Bandung Selatan saat ini akan mulai mengoptimalkan pola PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat).
Dalam pola itu Perum Perhutani merangkul masyarakat dibawah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang diperbolehkan menanam kopi diantara tanaman kayu atau tanaman produksi melalui kerja sama.
Administratur KPH Bandung Selatan Tedy Sumarto mengatakan kontribusi Perum Perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Bandung Selatan dalam hal ketahanan pangan sudah dirasakan oleh masyarakat
“Hal ini dari sinergitas kami yang telah terjalin baik dengan LMDH yang kami bina melalui sejumlah program, kegiatan dan kerjasama, selain komoditas Kopi, pemberdayaan masyarakat kami lakukan juga melalui kegiatan penyadapan getah pinus,” ujar Tedy kepada wartawan, Sabtu (19/9/2020).
Tedy menjelaskan, dampak dari pandemi Corona saat ini sangat dirasakan memukul semua sektor begitupun komoditi kopi. Meski demikian, pihaknya terus mengajak masyarakat melalui kegiatan penyadapan getah pinus.
“Di tengah lesunya harga kopi, adalah tugas kami mengajak masyarakat untuk menyadap getah pinus, khususnya bagi mereka yang berada di dekat kawasan hutan, dan hasilnya ada peningkatan 20 persen tenaga kerja penyadap dari masyarakat lokal, tentu akan mendongkrak capaian kinerja dan produktivitas dari sektor sadapan getah pinus,” imbuhnya.
Disinggung terkait target dan strategi produktivitas sadapan getah, Tedy menerangkan hingga saat ini capaian kinerja KPH Bandung Selatan masih 62% dari target tahun 2020 sebesar 2.128 ton.
“Sebetulnya tren tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, kuncinya adalah pendekatan sosial. Berikan apresiasi kepada mereka (tenaga penyadap.red). Selain itu kita terus mencoba memanfaatkan, menggali lagi potensi sadapan tidur,” ungkap Tedy.
Menyikapi aspek penilaian kinerja KPH Bandung Selatan, Tedy menyampaikan selain pendapatan hasil sadapan dan sektor wisata, kinerjapun dinilai bagaimana meminimalisir biaya-biaya, penilaian terhadap pertumbuhan tanaman mulai sejak persemaian, penanaman dan pemeliharaan serta aspek kehilangan pohon (ilegaloging).
“Capaian kinerja kami tentu hasil dari sinergitas kami dengan masyarakat. Dengan kuatnya pelibatan masyarakat, target yang diamanatkan kepada Perhutani KPH Bandung Selatan optimis akan tercapai 100 persen,” pungkasnya.
Sumber : timesindonesia.co.id
Tanggal : 19 September 2020