Dinas Pertanian Jatim menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) pada 2012 sebanyak 13 juta ton atau melebihi target yang dipatok oleh pemerintah pusat sebanyak 12,7 juta ton. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Ahmad Nurfalakhi mengatakan, target produksi gabah yang lebih besar dari target nasional itu masih cukup realistis.
“Selisih target pusat dengan daerah yang mencapai sekitar 300 ribu ton gabah kering giling itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya gagal panen di satu daerah. Kalaupun ada sebagian daerah gagal panen, setidaknya kita masih tetap bisa memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,” kata Nurfalakhi di Surabaya, akhir pekan lalu.
Untuk mencapai tager produksi sebanyak 13 juta ton, berbagai langkah telah disiapkan. Di antaranya adalah peningkatan area panen melalui program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) dari lahan Perhutani seluas 74.000 hektare.
Selain itu, kata Nurfalakhi, pihaknya akan menggenjot produktivitas padi melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) reguler, baik untuk padi hibrida maupun padi nonhibrida, padi lahan kering, serta Sekolah Lapang (SL) Modem
Khusus untuk program SLPIT reguler, total dana yang akan “dialokasikan sekitar Rp 52,56 miliar yang akan diberikan kepada 17.520 kelompok tani dengan besaran Rp 3 juta per kelompok. “Untuk SL Modem, dana yang akan dikucurkan mencapai Rp 11 miliar dengan alokasi Rp 12,5 juta per kelompok, ” kata dia.
Nurfalakhi mengatakan, pihaknya juga akan mengupayakan perluasan area panen hingga mencapai 2.057.244 hektare sawah melalui peningkatan indeks pertanaman dari 1,835 menjadi 2,3%.
“Dengan kenaikan indeks pertanaman tersebut, masa tanam dalam dua tahun ke depan akan mencapai lima kali, dari saat ini yang hanya mencapai empat kali atau dua kali dalam setahun,” papar dia.
Langkah lain yang juga ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang pengairan untuk menaikkan suplai air yang lebih banyak melalui perbaikan dan penambahan wad uk, embung, serta jaringan irigasi.
“Termasuk mempercepat pembangunan enam Waduk Nipah, Bajul Mati, Bendo, New Sembayat, Rawa Labung, dan Bojonegoro,” kata dia. Untuk saat ini, menurut Nurfalakhi, terdapat empat waduk yang cukup mendesak diperbaiki guna menunjang produktivitas padi di Jatim, yaitu Waduk Gongseng, Karangnongko, Kresek, dan Tugu. Total dana untuk perbaikan dan penambahan fasilitas irigasi pertanian di Jatim itu mencapai sekitar Rp 7,63 triliun. (ros)
Investor Daily, 2 Januari 2012. hal 7