Jembatan Rel Bersistem Hidrolis

BLORA – Jembatan rel kereta untuk loko tour milik Perhutani KPH Cepu yang melintang di atas jalan Blora-Cepu dibuat dengan sistem hidrolis. Karena bisa diangkat dan diturunkan, rel kereta untuk mengantar wisatawan itu diharapkan tak lagi diterjang kendaraan “berbadan’ tinggi.

“Jembatan sudah selesai dan sudah diuji coba. Hasilnya bagus,” ujar Administratur Perum Perhutani KPH Cepu Hendro Koesdijanto, kemarin (22/2).
Dia mengatakan, jembatan itu runtuh kali terakhir 31 Oktober 2013 akibat diseruduk truk kon-tainer. Akhirtahun lalu, jembatan rel itu baru diperbaiki.

Jika nanti ada kendaraan “berbadan” tinggi lewat, maka jembatan rel itu bisa diangkat. “Maret nanti ada turis dari Jerman, disusul Juni dan Juli. Jika jembatan dibiarkan terus rusak, wisatawan tidakmau menyewa,’ ujar Hendro.

Jika jembatan akan dilewati kereta, lanjut dia, maka badan jembatan diturunkan dengan pengamanan petugas pengatur lalulintas di bawahnya. Jika kereta sudah lewat atau tidakd jgunakan, maka jembatan yang dicat merah, putih, kuning dan hitam itu dilepas atau dinaikkan dengan roda hidrolis.

Menuiut Hendro, pihaknya juga membenahi jalur rel dan bantalan rel. ‘Banyak bantalan rel darikayu jati yang hilang,” klaimnya.Loko tour tua berhenti di kawasan Gubug Payung yang merupakan cagar alam hutan jati. Di lokasi itu, banyak jati raksasa yang berusia ratusan tahun. Perjalanan itulah yang banyak diminati wisatawan dari Belanda, Perancis, Korea, Jepang, Austalia, dan Jerman, (ono/yan)

Sumber : Radar Bojonegoro, hal 39
Tanggal : 23 Februari 2015

Share:
[addtoany]