Jurus Denaldy Tingkatkan Performa Perhutani

SWA.CO.ID (6/7/2017) | Transformasi Perhutani dengan wajah barunya diinisiasi Denaldy M. Mauna sebagai Dirut Perhutani yang baru agar BUMN dapat berkembang lebih maju lagi. Selain menciptakan efisiensi di setiap sektor kerjanya, ia juga merombak manajemen dan birokrasi dengan gaya yang simplify with innovation, serta mengubah mindset apa yang ingin diberikan kepada konsumen. Kekayaan alam yang ada di hutan-hutan Perhutani, ia maksimalkan untuk memberikan kontribusi besar pada pendapatan BUMN ini. Inisiatifnya untuk mengajak investor dalam mengelola kekayaan alam ini juga menjadi harapan Denaldy.

Pengembangan yang sedang berjalan, agroforestry sebagai pembagian lahan atau kawasan hutan Perhutani untuk dibagi dengan tanaman pangan. Pembagian 50:50 tanaman pangan dengan tanaman kehutanan sengaja diwujudkan seluas 70 ribu hektar. Silva pasteur, pengembangan ternak di wilayah hutan Perhutani juga diwujudkan sekaligus konsep Perhutanan Sosial untuk menyejahterakan masyarakat di sekitar hutan. “Hutan jika ditata dengan baik, maka fungsi konservasi, pelestarian, dll bisa sejalan dengan produktivitas pertanian dan peternakan. Namun harus diperhatikan bahwa segala aspek teknisnya sudah dikomunikasikan,” ungkap Denaldy.

Tak hanya itu, sisi pariwisata Perhutani akan di-rebranding. Terhitung ada 236 obyek wisata alam di Perhutani, saat ini yang sedang digarap adalah sebuah world class ecopark yang berlokasi di Sentul Bogor. Rebranding ini akan memberikan pengalaman baru dan positif saat mengunjungi ecopark. “Citra yang ingin kami dapatkan adalah jika saya ke Perhutani, bersih, nyaman, dan aman. Kami ingin semua obyek wisata nantinya memberikan kesan dan pengalaman positif sehingga orang mau datang lagi kesana,” ujarnya berharap. Nantinya, ecopark yang ada memiliki kegiatan positif dan menarik selain menjual view yang indah dan asri.

Berbicara mengenai terobosan di sisi internal organisasinya, Denaldy sebagai pemimpin ingin menciptakan pemimpin-pemimpin baru untuk level direktur atau kepala divisi yang juga dapat menciptakan anak buah yang memiliki performa baik. Sebuah tantangan, personal, environment sengaja dibentuk sedemikian rupa agar kelak mereka menggantikan sebagai pemimpin berikutnya. Selain itu, Denaldy ingin mengubah sistem pendelegasian tugas. “Saya ingin setiap tugas juga didelegasikan kepada anak buahnya agar mereka juga tahu permasalahan. Jika atasan berhalangan, merekalah yang menggantikan, disitulah atasan juga dapat melihat potensi yang dimiliki anak buahnya. Budaya itu yang ingin saya kembangakan,” ia menuturkan.

Berjalan sebagai bisnis, Perhutani membina karyawannya untuk peka dan tajam melihat potensi bisnis yang ada. Karyawan diharapkan dapat menghitung, menganalisa, visibilitas potensi bisnis yang ada. Hal ini juga berguna untuk melakukan developing SDM Perhutani. KPH (Kesatuan Pengelola Hutan) sebagai garda depan akan diperkuat lagi kedepannya dari kemampuan dan kompetensi yang telah dimiliki. Total KPH yang dimiliki mencapai 57 KPH, setiap satu KPH melintasi 3-4 kabupaten di wilaayah DAS (Daerah Aliran Sungai), karena ini Perhutani harus membuat birokasinya lebih sederhana untuk urusan administrasinya.

Fungsi marketing Perhutani memang tidak berjalan maksimal dan ini menjadi pekerjaan rumah untuk meningkatkan aspek quality, cost, dan speed. Kualitas yang ditawarkan harus lebih bagus dibanding kompetitor, maka harus ada market intelligence. Jati adalah komuditas asal Indonesia, namun Brazil dan Vietnam berhasil memimpin pasar dengan harga lebih murah. “Ini bisa terjadi karena cost produksinya jauh lebih rendah sehingga dia jauh lebih murah. Lalu cost produksi dengan kualitas kami saat ini bagaimana dibandingkan dengan mereka (pesaing). Kami sedang mendorong bagaimana menyederhanakan proses hulu -hilir agar mendapat untung lebih besar,” paparnya.

Sumber : swa.co.id

Tanggal : 6 Juli 2017